Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Setelah Chung-Jen dan Chung-Yi ...

Operasi pemisahan kembar siam, chung-jen dan chungyi, berhasil di taiwan. masing-masing kebagian kaki satu buah, sedangkan kelamin dan anus hanya untuk satu orang saja. (ksh)

3 November 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANAK laki-laki kembar siam Chang Chung-jen dan Chang Chung-yi dari Taiwan lahir dengan tulang panggul yang berdempet, kaki tiga dan kemaluan cuma satu. Mereka adalah kembar Siam ke 13 dengan penderitaan paling gawat yang pernah dikenal dunia sampai sekarang. Tiga operasi pemisahan sudah pernah dilaksanakan untuk menolong anak anak kembar ini. Satu berhasil. Satu gagal. Sedangkan yang ketiga hanya seorang dari kembar itu yang hidup. Chang Chung-jen dan Chang Chung-yi yang berumur 2 tahun 8 bulan itu 11 September lalu menjalani operasi di National Taiwan University Hospital, Taipeh. Jutaan penduduk Taiwan mengikuti jalannya operasi yang berlangsung 12 jam dan disiarkan televisi setempat. Beberapa hari sebelum operasi, 300 penduduk Taipeh dan beberapa kota lainnya datang menyumbangkan darah golongan O mereka, sama seperti darah yang dikandung si kembar. Orang-orang Amerika yang berada di sana juga menyumbangkan darah. Uang sumbanganpun mengalir. Operasi pemisahan berjalan dalam empat tahap masing-masing 3 jam. Pertama kali sebuah dari tiga kaki mereka terpaksa "dicopot" karena ternyata tidak berfungsi. Lantas tulang panggul mereka dibedah dan kedua anak itu masing-masing hanya memiliki sebuah kaki. Si Chung-yi bernasib baik karena dialah yang mendapatkan organ kelamin dan anus. Setelah terpisah masing-masing memiliki sebuah kandung kemih, usus, hati dan limpa. Si Chung-yi pula yang memiliki sepasang ginjal, sedangkan saudara kembarnya hanya sebuah saja. Dan lebih kecil lagi. Operasi pemisahan berlangsung dari jam 7 pagi dan berakhir jam 7 malam. Pada tahap pertama ahli penyakit anak dan tukang bedah yang berjumlah 36 orang "membuka" perut si kembar yang juga bersatu. Para dokter menemukan hati si kembar saling tindih menindih. Dengan sangat hati-hati organ itu dipisahkan dalam tempo 20 menit. Kemudian mereka membelah usus besar menjadi dua bagian. Bagian atas diberikan pada Chung-yi sedangkan bagian bawah menjadi milik Chung-jen. Selama operasi berlangsung Chung-jen mendapat simpati yang lebih besar dari masyarakat, karena selain dia hanya memiliki sebuah ginjal, organ kemaluannya pun jauh tidak sempurna dibandingkan dengan saudara sedempetnya. Chung-jen memang memiliki 2 buah pelir tapi tak mungkin melakukan hubungan sex karena satu-satunya penis ternyata hanya jadi milik Chung-yi. Sekalipun demikian Chung-jen yang masih punya buah pelir lengkap itu bisa mendapatkan keturunan dengan jalan insiminasi. Ani-Ana Setelah operasi ternyata Chung-jen juga yang harus berhadapan dengan penderitaan yang terparah. Sehari setelah operasi badannya demam sampai 38,2ø dan jantungnya berdentam terus sampai 220 kali per menit. Untung hari-hari berikutnya keadaan itu membaik. Sampai berita ini ditulis si kembar Siam dari Taiwan masih bertahan hidup. "Aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk membesarkan anak-anakku ini kalau misalnya mereka bisa pulang tanpa peralatan kedokteran," ujar ayah si kembar, Chang Yi-sheng, 29, pedagang kaki lima. Andai si kembar yang sudah dipisahkan itu bisa pulang dari rumah sakit dan dibesarkan dengan kaki palsu, maka dokter-dokter Taiwan telah memberikan sumbangan yang berarti untuk ilmu kedokteran di Asia. Amerika Serikat sendiri bulan Mei lalu berhasil memisahkan Elisa dan Lisa dari Ogden, Utah. Si kembar cewek ini saling dempet di kepala. Untung otaknya tidak bersatu, hingga dokter bisa memisahkan mereka dalam sebuah operasi yang berlangsung 16« jam. Indonesia sendiri? Lumayan. September lalu tim dokter di RS Cipto Mangunkusumo berhasil memisahkan kembar Siam Maria Goretti Ani dan Maria Immaculata Ana dari desa Ruang Koe, Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Keduanya masih saling dempet di perut. Prestasi yang sama juga pernah dibuat tahun 1959 oleh para dokter di RS Cipto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus