Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dimulai sejak Senin, 6 Januari 2025. Spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, Raissa Edwina Djuanda, menyarankan menu program MBG sebaiknya mengutamakan protein hewani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menanggapi menu makan bergizi gratis yang diberikan di SD Negeri 25 Palembang, Sumatera Selatan, yang hanya menyediakan lauk protein nabati yakni tahu dan tempe meski sebenarnya sudah mencakup empat grup makanan ideal yang dibutuhkan anak sekolah, yakni karbohidrat, protein, sayuran, serta buah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Melihat foto tersebut, tampak sudah mencakup keempat grup makanan. Namun untuk protein sebaiknya diutamakan protein hewani atau bisa dikombinasikan antara protein hewani dan nabati karena tampak pada gambar keduanya protein nabati saja tanpa ada protein hewani," ujarnya.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan protein hewani memiliki asam amino yang lebih lengkap dan lebih baik sehingga mudah digunakan tubuh dibanding protein nabati. Selain itu, protein hewani juga kaya zat besi, vitamin B12, dan heme (molekul yang mengandung zat besi) untuk mencegah anemia. Menurutnya, makanan sehat untuk anak sekolah idealnya mencakup lima grup makanan, yakni karbohidrat, protein, sayuran, buah, dan produk susu.
"Karbohidrat seperti nasi, mi, pasta, roti, kentang, ubi, atau singkong. Protein seperti ikan, telur, ayam, daging, tahu, tempe, dan kacang-kacangan (diutamakan yang hewani). Sayuran seperti labu, wortel, kacang panjang," ucapnya.
Kemudian, buah-buahan seperti anggur, pisang, apel, jeruk, kiwi, dan lain sebagainya, serta produk susu seperti susu, keju, atau yogurt. "Selain itu, untuk grup makanan kelima (susu) juga sebaiknya ditambahkan untuk memenuhi makan sehat untuk anak," tuturnya.
Jangan digoreng
Raissa juga menyarankan sebaiknya cara memasak agar tidak semuanya digoreng, karena tampak pada gambar protein tahu dan tempe digoreng. "Karena gorengan dengan minyak terlalu banyak, apalagi minyak yang sudah dipakai berulang kali, malah dapat meningkatkan kalori, lemak, kolesterol, zat karsinogenik, yang berdampak pada kesehatan jangka panjang, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya," paparnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebutkan pihaknya sedang mengevaluasi hari pertama program Makan Bergizi Gratis, baik dari segi menu maupun sasaran agar lebih baik lagi ke depan.
"Sedang dilakukan evaluasi, sasaran tetap ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD hingga SMA, serta santri dan sekolah keagamaan lainnya," katanya.
Pada rapat bersama Komisi IX DPR RI yang digelar secara tertutup, Dadan juga menyampaikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengedepankan kualitas sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Kami mengedepankan kualitas. Pak Presiden berpesan berkali-kali jangan mengejar kuantitas tapi kualitas. Jadi bagi yang sudah siap, dieksekusi," ujarnya.