Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang sering datang ke pusat kebugaran untuk menjaga kebugaran mereka, namun, bagaimana dengan kualitas udara yang mereka hirup di tempat tertutup itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti asal Cina baru-baru ini menyelami pertanyaan tersebut dalam sebuah studi kasus. Profesor dari Institut Fisika Atmosfer yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (Chinese Academy of Sciences/CAS) Sun Yele memimpin penelitian yang memeriksa komposisi dan konsentrasi polutan di sebuah pusat kebugaran yang berlokasi di rubanah. Temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters, menjelaskan tentang kualitas udara di area pusat kebugaran dalam ruangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Posisi pusat kebugaran yang dekat dengan kantor kami membuatnya menjadi lokasi yang ideal untuk investigasi kami. Selama rentang waktu 20 hari berturut-turut, kami menganalisis udara dengan cermat menggunakan spektrometer massa aerosol resolusi tinggi," kata Sun memaparkan.
Studi mereka mengungkapkan bahwa udara dalam ruangan di pusat kebugaran menunjukkan proporsi aerosol organik (organic aerosol/OA) yang lebih tinggi dibandingkan dengan area di luar ruangan.
"Sekitar 50 persen materi partikulat yang terhirup di pusat kebugaran terdiri dari OA, dan itu merupakan peningkatan yang signifikan dari sekitar 40 persen yang diamati di luar ruangan," kata Sun.
Dua jenis OA yang berbeda diidentifikasi dalam udara di area pusat kebugaran. Yang pertama adalah aerosol organik siloksan (siloxane organic aerosol/SiOA). SiOA paling banyak terdeteksi di udara karena konsentrasinya yang sangat tinggi, mencakup 7 hingga 11 persen dari total OA yang ada. Sun mengaitkan keberadaan SiOA dengan pelumas polimer silikon yang digunakan dalam peralatan kebugaran selama berolahraga.
Selain itu, para peneliti mendeteksi asap rokok OA di pusat kebugaran, yang kemungkinan masuk ke bagian dalam ruangan dari area lainnya yang berdekatan, seperti tempat parkir terdekat. Sementara itu, OA yang berasal dari aktivitas memasak di kantin terdekat juga ditemukan berkontribusi terhadap kualitas udara di area pusat kebugaran.
"Sistem ventilasi di pusat kebugaran kemungkinan secara tidak sengaja menarik polutan dari sumber eksternal. Meski studi kami mewakili satu kasus, studi ini menggarisbawahi kerawanan pusat kebugaran terhadap sumber emisi di sekitarnya," kata Sun.
Para peneliti meyakini bahwa memahami komposisi dan konsentrasi polutan di area pusat kebugaran sangat penting untuk mengevaluasi potensi risiko kesehatan yang terkait dengan latihan fisik. "Saat berolahraga, peningkatan laju pernapasan meningkatkan inhalasi partikel-partikel tersebut, yang berpotensi berdampak pada kesehatan kita," kata Sun menambahkan.
Studi tersebut menganjurkan penilaian komprehensif terhadap kualitas udara di berbagai fasilitas di pusat kebugaran, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti keragaman peralatan, jumlah orang yang berada di pusat kebugaran, dan sistem ventilasi. Investigasi semacam itu sangat penting dalam merancang strategi efektif untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan dan memitigasi risiko kesehatan orang-orang yang berolahraga di pusat kebugaran.
"Kami ingin memperluas penelitian kami dengan melakukan studi kasus di beberapa pusat kebugaran untuk memvalidasi universalitas partikel polusi yang diidentifikasi dalam studi ini," kata Sun.
Dia juga menyatakan optimismenya terhadap peningkatan instrumen di masa depan, dengan membayangkan pemantauan real-time secara online terhadap komposisi molekul OA dalam ruangan dan senyawa organik yang mudah menguap guna meningkatkan wawasan mengenai dinamika kualitas udara.
Pilihan Editor: Daftar Kota dengan Kualitas Udara Terbaik di Indonesia