Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Suka Duka Memelihara Burung Lovebird, Ini Kisah Suami Nycta Gina

Suami presenter Nycta Gina, Rizky Kinos, menceritakan suka dukanya memelihara burung jenis Lovebird. Ia pernah merogoh kocek Rp 60 juta demi burung.

30 Juli 2019 | 19.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peternak burung lovebird mengeluhkan anjloknya harga jual burung yang dikenal karena kecantikan rupa dan kicauannya ini. Pada Juni lalu, peternak lovebird di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengatakan harga jual lovebird bakalan atau baru menetas dengan kualitas sedang anjlok dari Rp 180 ribu per ekor menjadi hanya Rp 80 ribu per ekor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Turunnya harga lovebird diamini presenter Rizky Kinos. Kinos, yang kini menjadi peternak lovebird, mengatakan secara nominal angka pasarnya sedang turun. Namun dia merasa itu bukan masalah, karena kecintaannya kepada burung jenis ini. Baginya, burung-burung ini bisa jadi penghilang stres. "Jujur, saya belum balik modal. Kalau niat awalnya mau komersial, sudah stres barangkali," katanya kepada Tempo, Senin lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski enggan menyebutkan nilai nominal yang sudah dikeluarkan, Kinos memiliki 10 pasang (20 ekor) lovebird dan empat ekor lovebird yang belum dicarikan pasangannya. Ia ingat pernah merogoh kocek sebesar Rp 60 juta untuk membeli sepasang lovebird yang dirawatnya dengan baik sampai saat ini. Sebagai peternak, ia sudah berhasil menjual dua anak lovebird usia 3-4 bulan atau dikenal dengan istilah PAUD. "Saya tahapnya sudah untuk investasi."

Ia juga pernah menjual beberapa ekor lovebird ternakannya dengan harga tinggi, Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta. "Burung yang harganya fantastis belum keluar (belum bisa dihasilkan)."

Suami presenter Nycta Gina ini memelihara lovebird sejak akhir 2017. Kala itu seorang teman memberikan burung tersebut secara gratis. Ia sempat merasa tidak punya waktu untuk mengurusnya. Ketika burung itu dibawa pulang ke rumah, ternyata anak sulungnya menyukainya. Ia pun mendalami seluk-beluk pemeliharaan lovebird melalui media sosial dan bacaan lain di internet.

Peternak saat memandikan burung jenis Lovebird di Jakarta Timur, 22 September 2018. Burung yang berasal dari Afrika ini menjadi primadona di kalangan pencinta hewan ini memiliki warna yang bagus dan suara yang indah. Tempo/Fakhri Hermansyah

Dulu, ia pernah berpikir orang yang membeli lovebird seharga puluhan juta rupiah adalah orang bodoh. Ucapan itu saat ini seperti berbalik kepadanya. Bagaimana tidak, Kinos sampai perlu menyewa sebuah rumah di depan rumahnya sebagai tempat memelihara lovebird serta tempat tinggal seorang pekerja yang merawatnya. Soalnya, sang istri, yang juga seorang dokter, khawatir akan kesehatan kedua buah hatinya jika ada burung sebanyak itu di rumah mereka.

Ragam suka-duka pun dialaminya. Misalnya, Kinos pernah hampir kehilangan burung lovebird yang dibelinya seharga Rp 15 juta. Burung itu dibeli sepekan sebelumnya. Suatu pagi, ketika sudah tiba di stasiun radio tempat ia bersiaran, asisten rumah tangganya mengabarkan bahwa burung itu kabur dari kandang. "Itu rasanya saya mau pulang siaran saat itu juga."

Sempat panik, ia lalu meminta sang asisten rumah tangga untuk menempatkan pasangan burung yang kabur itu di halaman rumah sebagai pancingan. Burung yang kabur itu akhirnya bisa ditangkap kembali setelah ia hinggap di atas kandang pasangannya tersebut.

Aneka jenis burung lovebird di Jakarta Timur, 22 September 2018. Burung yang berasal dari Afrika ini menjadi primadona di kalangan pencinta hewan ini karena memiliki warna yang bagus dan suara yang indah. Tempo/Fakhri Hermansyah

Lovebird merupakan burung paruh bengkok dari genus Agapornis. Rata-rata mereka berukuran 13-17 sentimeter dengan berat berkisar 40-60 gram. Burung ini umumnya memiliki sifat sosial karena sepasang lovebird akan terlihat berdiri berdekatan seperti sedang menyayangi satu sama lain.

Di Indonesia, burung ini sering kali diikutsertakan dalam kontes, baik kontes kicauan maupun kecantikan. Secara rupa, burung ini memang menarik perhatian. Kicauannya juga nyaring. Burung-burung jawara kontes ini tak jarang ditawar mahal oleh para pencinta burung.

IRSYAN HASYIM | DIKO OKTARA | KORAN TEMPO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus