Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Suka Makan Enak, Anak Muda Sekarang Lebih Rentan Kanker

Pertambahan angka pasien kanker sangat tinggi karena gaya hidup kurang sehat, terutama oleh anak muda sekarang, salah satunya pola makan.

27 Oktober 2023 | 14.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi muda sekarang senang hal-hal yang serbapraktis, termasuk urusan makan. Anak muda pun harus mengubah gaya hidup pemicu kanker dan rutin melakukan pengecekan mandiri untuk deteksi dini, begitu kata Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam yang juga pengurus Yayasan Kanker Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Noorwati Sutandyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setiap tahun ada 400 ribu pasien kanker baru di Indonesia dengan angka kematian setengahnya. Jadi, jumlah penderita kanker keseluruhan saat ini pasti sangat tinggi," kata Noorwati, Kamis, 26 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertambahan angka pasien kanker yang demikian tinggi disebabkan gaya hidup kurang sehat, terutama oleh anak muda sekarang. Salah satunya pola makan yang tidak seimbang.

"Makanan sekarang terlalu banyak lemak dan penyedap tapi minim nutrisi, dan yang seperti itu yang dicari hari ini, apalagi sama generasi muda karena lebih enak katanya," ujarnya.

Waspadai obesitas
Noorwati menyarankan kebiasaan makan di luar atau jajan cukup seminggu sekali dan mengubah menu makan sehari-hari menjadi tinggi nutrisi dan bukan makanan olahan sarat pengawet. Ia mengingatkan berbagai olahan daging merah yang diawetkan seperti sosis, daging kaleng, dan produk turunan lain merupakan karsinogenik atau pemicu kanker.

Selain itu, ia menyebut pentingnya meluangkan waktu untuk berolahraga mengingat aktivitas pekerjaan saat ini lebih banyak duduk diam di dalam ruangan. Kondisi yang demikian membuat mayoritas anak muda mengalami obesitas karena pola makan sarat lemak tidak diimbangi dengan aktivitas fisik.

"Orang yang mengalami obesitas itu memiliki peluang terkena kanker lebih besar karena daya tahan tubuhnya menurun," jelas Noorwati.

Ia juga mengajak untuk tidak takut melakukan pengecekan rutin, baik secara mandiri atau ke fasilitas kesehatan, agar dapat melakukan tindakan penanganan sedini mungkin.

"Seperti pada kasus kanker payudara, perempuan bisa melakukan periksa payudara sendiri atau sadari untuk merasakan apakah ada benjolan atau tidak di payudara. Jika merasa ada benjolan dapat segera berkonsultasi ke dokter," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus