Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menopause merupakan fase alami dalam kehidupan seorang wanita. Menjelang kedatangannya, tak jarang membuat khawatir dan cemas. Hal itu merupakan sesuatu yang wajar selama perubahan hormon dan berbagai gejala yang menyertainya berlangsung alami.
Biasanya, menopause terjadi pada wanita berusia antara 45 hingga 55 tahun, ketika fungsi ovarium mulai menurun dan siklus menstruasi berhenti secara permanen. Fase ini menandai berakhirnya masa reproduksi dan sering kali disertai berbagai gejala fisik maupun emosional yang signifikan.
Tak perlu takut menopause
Menurut Cleveland Clinic, menopause didefinisikan sebagai periode 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi. Hal ini terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh.
Menopause dilalui dalam tiga tahap. Diawali oleh perimenopause, yaitu fase transisi di mana wanita mulai mengalami perubahan siklus menstruasi dan munculnya beberapa gejala awal. Selanjutnya fase menopause, yaitu fase utama dimana tidak lagi mengalami menstruasi karena tubuh tidak memproduksi banyak estrogen. Terakhir, fase postmenopause, yaitu masa setelah menopause.
Tanda-tanda Menopause
Faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu dapat memengaruhi kapan menopause dimulai. Dilansir dari laman National Institute on Aging, gejala menopause bervariasi pada setiap individu, tetapi beberapa tanda umum yang sering dilaporkan meliputi:
- Hot Flashes
Salah satu gejala paling umum, hot flashes adalah sensasi panas yang tiba-tiba pada wajah dan tubuh bagian atas. Ini sering disertai dengan keringat berlebih dan bisa berlangsung dari beberapa detik hingga menit. - Gangguan Tidur
Banyak wanita mengalami insomnia atau gangguan tidur lainnya selama menopause. Hot flashes di malam hari (night sweats) sering kali menjadi penyebab utama sulit tidur. - Perubahan Mood
Ketidakseimbangan hormon selama menopause dapat memicu perubahan suasana hati, seperti mudah marah, cemas, atau bahkan depresi ringan. - Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Sebelum menstruasi berhenti sepenuhnya, wanita sering mengalami siklus yang tidak teratur, baik dalam durasi maupun volume perdarahan. - Keringnya Vagina
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan kekeringan pada vagina, yang sering kali disertai rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan seksual.
Melansir dari laman Medical News Today, selain gejala langsung, menopause juga dapat membawa perubahan jangka panjang pada kesehatan. Misalnya, risiko osteoporosis meningkat karena penurunan kadar estrogen mempengaruhi kepadatan tulang.
Wanita juga lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular setelah menopause. Oleh karena itu, memahami tanda-tanda awal menopause dapat membantu wanita mempersiapkan diri secara fisik dan emosional untuk fase ini.
Mengelola gejala menopause
Menopause bukanlah kondisi yang perlu ditakuti, tetapi lebih kepada proses alami yang memerlukan perhatian dan perawatan yang tepat. Beberapa langkah yang dapat membantu mengelola gejala menopause meliputi:
- Menjaga Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi gejala seperti hot flashes dan perubahan suasana hati.
- Hormon Terapi: Dalam beberapa kasus, terapi hormon dapat direkomendasikan untuk mengurangi gejala yang parah, tetapi harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Pilihan Editor: 9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini