Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Terancam bising dan serbuk kayu

Para pekerja di pabrik kayu di kal-tim terancam tuli dan sesak napas. gara-gara tak memakai alat pengaman atau karena alatnya tak tersedia.

4 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH-wajah itu pucat dengan pandangan mata suram. Wajah-wajah tak sehat itu milik sekitar 30 ribu pekerja di kilang-kilang industri kayu di Kalimantan Timur. Industri itu sendiri bukan hal baru di sana, tapi sinyalemen mengenai para pekerjanya yang terancam tuli baru kini dilontarkan oleh J. Wenur, Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Kalimantan Timur. Hal tersebut dikemukakan Wenur pada saat ia membuka Pelatihan Pemantapan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Samarinda belum lama ini. ''Bahaya itu akibat tingkat kebisingan pabrik yang melewati ambang batas,'' cetus Wenur. Sayang, ia tidak menyebutkan angka pasti, baik mengenai jumlah karyawan maupun tingkat kebisingan. Hanya saja, menurut Wenur, ancaman tuli tidak terjadi sekarang, tapi dalam jangka lama. Maklum, hilangnya pendengaran tidak mungkin terjadi seketika, tapi lewat proses panjang. Lebih dari itu, selama bertahun-tahun bekerja di tengah hiruk-pikuk kebisingan, karyawan tak menggunakan alat pengaman tutup telinga, misalnya. Selain kemungkinan tuli, ada dari mereka yang sudah terserang sesak napas. Soalnya, mereka juga bertahun-tahun menghirup udara pabrik yang dipenuhi debu serbuk kayu. Mungkin karena itulah Kepala Balai Hyperkes dan Keselamatan Kerja Samarinda, M. Dalhar Galib, tidak membantah sinyalemen Wenur. Selain karena kebisingan pabrik, ancaman tuli bisa muncul akibat pekerja tidak disiplin. Meskipun masker dan tutup telinga tersedia, misalnya, toh itu tak digunakan oleh mereka. ''Kalau dipakai, membatasi gerak,'' kata beberapa pekerja kepada TEMPO. Di pihak lain, Dalhar menuding sikap pemimpin perusahaan yang kurang peduli. Selain membiarkan pekerja tanpa perlengkapan keselamatan, sering terjadi, perusahaan juga tidak menyediakan alat-alat itu. Beberapa pekerja yang dihubungi TEMPO membenarkan bahwa tuli dan sesak napas menghantui mereka. ''Karena mendengar suara mesin berjam-jam, pendengaran saya terganggu,'' kata Anis bukan nama sebenarnya. Gadis yang bekerja di kilang PT Sumber Mas Loa Janan ini harus berteriak-teriak kalau berbincang dengan rekannya. Hal serupa juga dikeluhkan Anto sebut saja namanya begitu. Pemuda yang bekerja di PT Kalamur ini mengatakan, ''Secara detail, saya tidak tahu sampai tingkat berapa pendengaran saya rusak, tapi ancaman tuli ada betulnya. Saya bisa merasakan itu.'' Hasan, 35 tahun, juga pernah bekerja di pabrik plywood Loa Janan, tapi kini ia mencari nafkah dengan berjualan es keliling. ''Saya tidak tahan, lama-lama telinga bisa budek,'' kata lelaki yang selama tiga tahun bertugas di bagian pengepresan ini. Apa kata pemilik pabrik? Sudewo, Kepala Divisi Personalia Sumber Mas, menyatakan bahwa perusahaannya menyediakan sarung tangan dan masker, tapi tak menyediakan tutup telinga. Alasannya, suara pabrik masih bisa ditoleransi. Ucapan senada dikemukakan Sulistriyanto, Kepala Bagian Personalia PT Kalamur. ''Meskipun ada gangguan, persentasenya sangat kecil. Kira-kira hanya satu persen yang terancam,'' ujarnya yakin. Belum ada penelitian ilmiah, dan tak bisa dipastikan apakah Wenur atau pihak pabrik yang benar. Tapi, secara umum, jaminan untuk kesehatan fisik pekerja harus ada, apalagi kalau penyakit sudah menyerang sejumlah karyawan. ''Harus dicari penyebabnya,'' ujar Wenur menuntut.Gatot Triyanto dan Rizal Effendi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum