DI lingkungan rekayasa genetik, ada kode etik yang dipegang teguh selama bertahun-tahun oleh para ilmuwan: tidak mencobakan hasil penemuan pada manusia. Soalnya, ada kekhawatiran percobaan ini akan berakhir pada kemampuan membentuk sifat dan kemampuan istimewa pada manusia. Kepandaian seperti ini, bisa kita bayangkan, akan merusak keseimbangan alam. Namun, National Institute of Health (NIH), Amerika Serikat, pada 1985 mengambil prakasa untuk menggariskan kekecualian. NIH berpendapat, percobaan rekayasa genetik pada manusia sepatutnya dilakukan asal tujuannya dibatasi. Usul ini disepakati asosiasi ahli rekayasa genetikj dengan batasan percobaan itu dilakukan hanya untuk mencari metode terapi penyakit-penyakit keturunan dan kanker. Ternyata, tidak banyak ilmuwan yang memanfaatkan kelonggaran yang diperjuangkan NIH itu. Sebuah penelitian untuk mengatasi kanker dalam waktu dekat akan menjadi percobaan pertama yang menerapkan rekayasa genetik pada manusia. Industri rekayasa genetik, Genetic Therapy Inc., yang bekerja sama dengan ahli NIH? Steven Rosenberg, awal Mei lalu mengumumkan telah menemukan sebuah terobosan dalam mengatasi kanker. Percobaan memproduksi substansi antikanker dalam darah ini dengan berhasil telah dilakukan dengan tikus percobaan. Percobaan inilah yang dalam waktu dekat akan diterapkan pada manusia. Percobaan Rosenberg sebenarnya kelanjutan berbagai percobaan yang sudah lama diteliti, yaitu modifikasi sel-sel sumsum tulang belakang. Sel-sel ini dianggap para ahli sebagai titik sentral dalam mengalahkan kanker. Selain memproduksi sel-sel darah, sel-sel sumsum tulang belakang juga memproduksi hormom dan berbagai enzim. "Bila percobaan dengan sel-sel ini berhasil, banyak penyakit fatal seperti kanker, AIDS, dan penyakit keturunan bisa diatasi," kata French Anderson dari Genetic Therapy Inc. "Percobaan yang saya lakukan sudah lama diketahui," kata Rosenberg, "tapi baru sekarang kita mempunyai bukti." Metode yang ditemukan Rosenberg, bagaimana menemukan jenis sel darah putih untuk melawan kanker. Mulanya Rosenberg mengambil sel-sel darah putih dari sumsum tulang belakang penderita. Dengan rekayasa genetik, sel-sel ini kemudian diberi identitas, yaitu menambahkan potongan gen bakteri yang berbeda sebagai pengenal. Sel-sel yang masing-masing sudah membawa "bendera" inilah yang kemudian dimonitor kegiatannya. Dengan demikian, akan bisa diketahui jenis sel mana yang paling ampuh menghadapi selsel kanker. Setelah ditemukan, sel-sel yang tangguh ini diperkuat di laboratorium. Kekuatannya ditambah sebelum disuntikkan kembali ke tubuh pasien untuk menaklukkan sel-sel kanker. Yang mula-mula dilakukan dalam proses ini adalah mengisolasi potongan gen antitumor -- dikenal sebagai tumor infiltrating Iymphocytes (TIL) -- pada sel-sel darah putih tadi. Gen ini kemudian dikembangbiakkan di laboratorium dengan Interlukin-2, yang sudah terkenal itu. Setelah proses penguatan ini selesai, baru penyuntikan kembali TIL ke tubuh penderita dilakukan. Dalam darah penderita, TIL akan menghasilkan substansi antikanker yang diperkirakan bisa membunuh sel-sel kanker dalam darah. Interlukin-2 yang digunakan dalam metode terapi ini sudah beberapa lama digunjingkan sebagai peluang menghadapi kanker. Kini sudah mulai diproduksi, namun biaya produksinya ternyata sangat mahal. Karena itu, industri rekayasa genetik, Biosource Genetics Corporation, selama beberapa tahun ini mencoba mencari cara murah untuk memproduksi Interlukin-2. Akhir April lalu, perusahaan itu mengumumkan telah berhasil menemukan cara membuat Interlukin-2 sintetik yang ternyata lebih murah. Caranya, yaitu menggunakan berbagai unsur tanaman tembakau. Penemuan ini dengan sendirinya membantu percobaan Rosenberg, yang sudah menyiapkan rencana lebih jauh lagi. Yaitu bukan sekadar menyelipkan TIL, tapi bagaimana membuat TIL menjadi spesifik dalam memproduksi substansi antikanker. seperti pada kanker darah atau kanker liver. Metode ini juga diharapkan bisa digunakan untuk mencari metode terapi mengatasi AIDS. Pembuatan TIL spesifik ini sudah dicoba Rosenberg dengan binatang percobaan. Tahun ini ia akan mencobakannya pada manusia. Pembuatan TIL spesifik ini mula-mula dilakukan dengan mengisolasi gen antikanker yang spesifik pula (didapat dari tumor penderita). Melalui rekayasa genetik, gen ini kemudian ditanamkan pada retrovirus (jenis virus yang paling garang). Retrovirus yang mengandung gen antikanker spesifik ini kemudian diselipkan ke sel-sel darah putih yang sudah mengandung TIL. Hasil percobaan di laboratorium menunjukkan, sel darah putih dengan macam-macam potongan di dalamnya ini bisa memproduksi substansi antikanker yang spesifik. Sejumlah industri rekayasa genetik menyatakan tertarik pada terobosan yang ditemukan Rosenberg dan NIH. Mereka yakin, percobaan ini bisa dimanfaatkan lebih luas. "Rata-rata perusahaan rekayasa genetik siap berproduksi begitu ada tanda-tanda penemuan Rosenberg dan NIH sudah memasuki tahap produksi," kata Greg Phelps dari San Diego Viagene Inc. NIH sadar, penelitiannya ditunggu banyak kalangan. "Bila percobaan ini berhasil, sebuah tahap baru dalam sejarah biomedik akan muncul," kata French Anderson dari NIH. "Tapi, bila gagal, seluruh percobaan biomedik harus kembali ke nol."Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini