Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wine sering dijadikan teman bersantap, baik di restoran maupun di rumah. Pilihan wine yang tepat dapat menambah nikmat makanan yang disantap. Itu sebabnya banyak orang yang mulai menyimpan wine di rumah. Sayangnya, tak banyak yang tahu bagaimana cara yang tepat menyimpan wine.
Baca: Alasan Kenapa Beda Wine, Beda Pula Gelasnya
Menurut Manda Sicilian, General Manager Wine Cellar Drink & Dine Kelapa Gading, jika wine disimpan dengan cara yang tidak tepat, rasa atau kualitas wine akan menurun. Apalagi, tak semua wine bisa disimpan lama. “Temperatur atau suhu ruangan harus konsisten, tidak boleh berubah-ubah untuk menjaga kualitasnya,” kata dia.
Temperatur yang tepat untuk menyimpan wine antara 7 derajat Celsius hingga 18 derajat Celsius. Karena itu, pada masa lalu, banyak orang yang menyimpan wine di bawah tanah demi memastikan temperaturnya konsisten.
Selain itu, hindari cahaya matahari. Sinar ultraviolet dapat membuat wine cepat tua sehingga rasanya berubah. Untuk melindungi dari sinar matahari, botol wine biasanya berwarna gelap. Tapi itu saja tidak cukup untuk melindunginya dari sinar.
“Tempat menyimpan wine juga tidak boleh bergetar,” ujar Manda yang juga seorang sommelier atau profesional wine ini. Getaran dapat mempercepat proses kimia pada wine sehingga rasanya bisa berubah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, orang membuka botol wine di rumah tidak sekaligus diminum, kecuali sedang beramai-ramai. Sisa wine dalam botol masih bisa disimpan, tapi disarankan di simpan di pendingin yang tidak bercampur dengan bahan makanan lain untuk menghindari kontaminasi bau-bauan. Selain itu, wine yang botolnya sudah dibuka hanya bisa disimpan tiga hari. Setelah itu rasanya akan berubah.
Baca: Wine Berusia Tua Belum Tentu yang Paling Enak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini