Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tips Berkebun di Musim Hujan buat Pemula

Buat yang baru memulai hobi berkebun, perhatikan pilihan tanaman di musim hujan ini. Apa saja yang cocok dan menghasilkan?

6 Maret 2021 | 14.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berkebun jadi hobi baru di masa pandemi Covid-19. Bagi yang belum pernah berkebun di pekarangan rumah, perlu membuat perencanaan terkait dengan jenis tanaman yang cocok pada musim hujan seperti sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain zona iklim rumah dan ruang tanam, perlu pula merencanakan jenis tanaman untuk konsumsi keluarga atau tanaman multifungsi, bisa untuk konsumsi sekaligus memperindah rumah. Hal ini tidak lepas dari tujuan berkebun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsultan pertanian dan ternak organik Luky L. Santoso, S.T. hal pertama dalam berkebun adalah menentukan tujuan. Berkebun untuk membuat sebuah kebun yang ketahanan pangan, misalnya, pekebun harus memahami kebutuhan seperti apa. Selanjutnya, kata fasilitator dan asesor pertanian organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) ini, mengenali karakter tanaman.

Pendiri Luckys Farm Organic ini lantas menyebutkan tiga kelompok tanaman, yakni perenial, bienial, dan anual. Tanaman perenial adalah tanaman yang sekali tanam tetapi bisa panen bertahun-tahun, seperti pohon kelor, pohon buah, turi, dan katuk. Adapun yang dimaksud tanaman bienial yakni tanaman yang lama hidupnya, seperti cabai, bawang, kucai, telang, rosemari (tumbuhan penghasil rempah-rempah dan bumbu masak), kenikir, terong, dan labu siam.

Tanaman anual, kata pendiri Rumah Kayu Permaculture ini, adalah tanaman semusim, misalnya kangkung, bayam, pakcoy, dan selada keriting. Hal lain yang tidak kalah pentingnya selain tujuan berkebun, menurut peneliti urban farming dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Dian Armanda, adalah jadwal tanam yang disesuaikan dengan musim.

Karena di Indonesia terdapat musim hujan (Oktober sampai dengan April) dan musim kemarau (April-Oktober), serta peralihan musim atau pancaroba, pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital) ini menyarankan kepada pemula untuk memilih tanaman sesuai dengan musim.

Pada musim hujan seperti sekarang ini, waktunya menanam microgreens (sayuran hijau muda yang kaya antioksidan, vitamin, dan mineral), selain kangkung, bayam, selada, sawi-sawian, seledri, daun bawang, dan sayur-sayuran hijau. Dian juga menyebut perlu rotasi tanam sesuai dengan iklim, apalagi di Tanah Air mengalami masa pancaroba.

Ilustrasi rumah dengan pagar tanaman. Freepik.com/Lifeforstock

Pada peralihan antara musim kemarau dan musim hujan ini, tanaman yang cocok adalah cabai, tomat, terong, dan semangka dengan memperhatikan usia tanam masing-masing tanaman. Tinggal beberapa bulan lagi musim kemarau tiba. Tanaman yang sesuai dengan musim kering ini antara lain tomat, mentimun, terong, umbi-umbian, serta jenis kacang-kacangan, seperti buncis dan kacang panjang. Diingatkan pula umbi-umbian mudah busuk pada musim hujan.

Situasi pandemi memacu produksi lokal sayuran dan buah di seluruh dunia. Sayur dan buah, meski tergolong tidak tahan lama, bernilai jual tinggi dibanding bahan pangan pokok, seperti beras dan jagung. Selain golongan ini mudah dibudidayakan di kebun rumah-rumah penduduk, juga dibutuhkan untuk pemenuhan nutrisi manusia agar tetap sehat karena ada makro dan mikronutrien yang terkandung.

"Hal ni penting untuk mendukung imunitas tubuh dalam menghadapi ancaman infeksi virus corona," kata kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Universitas Leiden, Belanda, ini.

Sesuai dengan asal dan sifatnya, tanaman dapat dibagi menjadi beragam jenis, yakni ada jenis lokal dan tidak sedikit juga yang introduksi. Lokal berarti telah ada atau asli berasal dari Indonesia atau daerah khusus di Tanah Air yang dimiliki dan dibudidaya secara turun-temurun di tempat tersebut. Sebagian keragaman tanaman asli itu mungkin telah hilang karena jenis yang sekarang lebih banyak dibudidaya adalah hasil pemuliaan tanaman, yaitu upaya untuk memperbaiki atau memberi sifat yang lebih baik pada tanaman asli.

Dian mengingatkan jenis introduksi bakal mendominasi, apalagi banyak macam, seperti lobak, bit, edamame, dan horenso atau bayam Jepang. Jika tidak mau dikuasai oleh jenis introduksi, setiap rumah tangga mulai menggalakkan berkebun, mumpung musim hujan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus