Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bijak dengan Menu Kambing
Idul Adha sudah lewat. Tapi biasanya sate dan gulai kambing masih memenuhi meja makan sampai berhari-hari. Sekadar mengingatkan, jangan lupa melengkapi menu serba kambing ini dengan sayur dan buah. "Tak baik terlalu banyak mengkonsumsi daging kambing," kata Dr Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam dari Divisi Gastroenterologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Seperti daging merah pada umumnya, daging kambing memiliki kandungan kolesterol dan lemak yang tinggi. Apalagi, demi menghilangkan aroma menyengat, daging kambing kerap dimasak dengan santan kental dan garam cukup banyak yang membawa risiko tinggi bagi penderita hipertensi.
Ari menganjurkan jurus ideal mengolah daging kambing. "Direbus saja," kata Ari. Cara ini ampuh mematikan koloni kuman dan virus di dalam daging kambing, misalnya bakteri antraks. Bakar-bakaran, bikin sate kambing, boleh saja. Tapi, mesti diingat, proses pembakaran akan menghasilkan zat nitrit yang menempel di permukaan daging yang gosong. Zat nitrit inilah yang mengganggu organ pencernaan, mulai dari rongga mulut, kerongkongan, hingga lambung.
Nah, jika tetap ingin menikmati sate kambing, "Sebaiknya hitam-hitam di permukaan daging itu dihilangkan terlebih dulu," kata Ari. Dan bersikaplah bijak. "Jangan sampai makan daging kambing terus, apalagi sampai berhari-hari," katanya.
Perceraiandan Eksim Bocah
Perceraian ternyata tak hanya membuat anak-anak mengalami guncangan psikologis tapi juga dampak negatif lainnya. Bocah yang ayah-ibunya bercerai cenderung lebih gampang terkena penyakit eksim. Itulah temuan terbaru yang diungkapkan tim peneliti Medical University, Jerman.
Pekan lalu, hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Allergy. Tim peneliti yang diketuai Dr Torsten Shafer, ahli alergi, mengamati riwayat kesehatan 1.930 anak di Jerman, dari usia nol sampai empat tahun. Secara berkala, para orang tua diminta mengisi angket mengenai berbagai faktor yang diperkirakan mempengaruhi sistem ketahanan tubuh anak. Misalnya, peristiwa penuh tekanan seperti pertikaian, perceraian orang tua, atau penyakit-penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.
Torsten mencatat, 21 persen anak yang ditelitinya mengalami eksim atopik. Kulit tubuh mereka dipenuhi bercak meradang, merah, dan gatal. Kesimpulan Torsten cukup menarik. Anak-anak yang orang tua mereka bercerai, saat si bocah belum lagi dua tahun, menyandang risiko terkena eksim tiga kali lipat lebih besar dibanding anak-anak dari keluarga yang utuh.
"Perceraian memang tidak langsung membuat anak terserang alergi," kata Torsten. Namun, tak bisa dimungkiri, perceraian orang tua bisa mengguncang kehidupan seorang anak dan membuatnya stres. Sistem daya tahan si anak melemah dan kadar protein sitokin-salah satu protein pemicu radang-dalam tubuhnya meningkat. Akibatnya, sang bocah jadi lebih gampang terkena alergi, termasuk eksim.
Khasiat Si Olive
Tidak keliru bila minyak zaitun dijuluki minyak ajaib. Riset mutakhir menyimpulkan, minyak ini ampuh meredam kerusakan materi genetik dalam sel tubuh. Bila berlangsung dalam kecepatan berlebihan, kerusakan materi genetik berisiko memicu kanker. Penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Federation of American Societies for Experimental Biology, pekan lalu.
Adalah sekelompok ilmuwan dari Rumah Sakit Universitas Copenhagen, Denmark, yang menggelar riset. Mereka meneliti 182 responden, pria berusia 20-60 tahun, yang tinggal di lima negara di kawasan Eropa.
Saban hari, selama dua pekan, para responden diwajibkan mengkonsumsi 25 mililiter minyak zaitun. Sebelum dan setelah riset, tim peneliti mengukur kadar senyawa 8oxodG di dalam air seni responden. Kadar senyawa ini di dalam urine menandakan kualitas kerusakan materi genetik (asam deoksiribosanukleat-DNA) di dalam tubuh. Semakin banyak ditemukan 8oxodG di dalam urine, berarti semakin banyak materi genetik sel tubuh yang mengalami kerusakan.
Hasilnya, setelah dua pekan, kadar 8oxodG di dalam urine responden berkurang rata-rata 13 persen. "Temuan ini sekaligus menjawab pertanyaan mengapa kasus kanker lebih jarang terjadi di Eropa Selatan ketimbang di Eropa Utara," kata Dr Henrik E. Poulsen, pemimpin tim peneliti. Penduduk Eropa Selatan diketahui gemar mengkonsumsi minyak zaitun dalam berbagai jenis salad.
Buah zaitun, olive, diketahui kaya senyawa fenol yang ampuh menangkal radikal bebas. Minyak zaitun juga mengandung lemak tak jenuh tunggal, monounsaturated, yang dipenuhi omega 9. Lemak sehat inilah yang berperan meredam laju kerusakan sel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo