Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak topik yang tak bisa dibicarakan di depan anak-anak, terutama yang menyangkut hal-hal sensitif atau masalah keluarga. Pasalnya, anak cepat menyerap apa yang dibicarakan atau dilakukan orang dewasa sehingga pembahasan yang tak cocok dengan usia anak dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif dalam pertumbuhannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, tak sedikit pula topik yang boleh dibahas di depan anak namun orang tua sering sungkan melakukannya karena beranggapan membicarakannya akan berbahaya buat anak. Namun para pakar mengatakan percakapan tersebut mungkin baik dilakukan di depan anak-anak selama mereka bisa mencernanya secara wajar sesuai usia. Berikut pembahasan yang dimaksud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelesaian masalah yang sehat
Orang tua mungkin berpikir sebaiknya mencari penyelesaian konflik secara tertutup padahal sebenarnya tidak juga. Kenyataannya, anak bisa mengambil manfaat lewat mengamati bagaimana cara orang tua mengambil kesepakatan jika terjadi konflik, kata psikolog klinis Laura Markham, yang juga penulis serial buku Peaceful Parent, Happy Kids.
"Penting bagi anak untuk mengetahui kita tak selalu sependapat tapi kita tetap saling menyayangi. Dan mereka perlu melihat kita menyelesaikan masalah dengan kasih sayang dan saling memaafkan," ujarnya kepada HuffPost.
Tapi jika orang tua bertengkar, sampai berteriak atau menyebut nama, sebaiknya tak dilakukan di depan anak karena riset menunjukkan hal itu bisa berdampak buruk pada anak.
Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Emosi yang jujur
Banyak orang dewasa yang menghindari dan membahas sesuatu terkait emosi di sekitar anak walau sebenarnya anak perlu melihat orang dewasa memproses perasaan dengan cara yang sehat, jelas terapis keluarga Brianne Billups Hughes. Anda boleh mengungkapkan saat merasa marah, cemas, atau frustasi dengan cara yang pantas sehingga anak akan belajar meluapkan dan mengelola emosi. Cara ini juga akan melatih kecerdasan emosionalnya.
Mengakui kesalahan
Orang tua tak perlu memiliki tekanan untuk bersikap sempurna di depan anak. Akui saja bila telah membuat kesalahan. "Mengakui kesalahan sendiri dan bagaimana mengatasinya membantu anak belajar jujur dan bisa dipercaya," ujar psikolog anak Ann-Louise Lockhart.
Keuangan secara umum
Meski orang tua tak ingin anak tahu kesulitan keuangan, bukan berarti masalah uang tabu untuk dibicarakan. "Mendiskusikan konsep finansial sesuai usia anak bisa menjadi pelajaran berharga. Anak yang tumbuh dengan pemahaman soal anggaran, menabung, investasi, pinjaman, dan pengeluaran yang bertanggung jawab kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab soal keuangan," saran Hughes.
Seks dan perubahan bentuk tubuh
Orang tua mungkin kerap menghindari topik percakapan ini dengan anak karena menganggap mereka belum cukup matang untuk pembicaraan ini. Namun mengenalkan subyek ini dengan cara yang sesuai perkembangannya sebenarnya cukup penting, kata Hughes.
"Mengajarkan anak soal otonomi tubuh dan dasar-dasar anatomi, reproduksi, atau pubertas membantu mereka mengembangkan pemahaman sehat mengenai tubuh mereka dan hubungan. Diskusi ini akan mengundang anak untuk bertanya dan menghindari misinformasi dari sumber lain," tuturnya.