Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tragedi Kanjuruhan: Banyak Penonton Diduga Alami Hipoksia Efek Gas Air Mata

Ketika berdesak-desakan akibat panik gas air mata inilah, kondisi oksigen menurun dan salah satunya membuat seseorang mengalami hipoksia.

3 Oktober 2022 | 18.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang. REUTERS TV melalui REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang -Ratusan orang meregang nyawa akibat kehilangan napas dan terinjak-injak setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam BRI Liga 1.

Dalam Tragedi Kanjuruhan itu polisi diketahui berkali-kali menembakkan gas air mata ke arah tribun yang dipadati oleh ribuan penonton dan membuat ribuan penonton berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri. Namun, sayang banyak dari mereka yang kehilangan napas dan terinjak-injak.

Salah satu penyebab dari kehilangan napas yang mengakibatkan banyak penonton menjadi lemas adalah gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan. Selain itu, efek gas air mata juga membuat manusia mengalami hipoksia.

Apa Itu Hipoksia

Melansir laman Siloam Hospital, disebutkan bahwa hipoksia merupakan suatu kondisi ketika tubuh manusia mengalami kekurangan oksigen pada jaringan.

Secara umum, hipoksia dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti faktor lingkungan dan kondisi kesehatan seseorang. Ketika seseorang berada di suatu area yang memiliki kadar oksigen rendah, orang tersebut memilikki risiko tinggi untuk mengalami hipoksia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan juga dapat memicu terjadinya hipoksia karena gas air mata tersebut mengandung suatu zat yang dapat membuat manusia merasakan kesakitan atau perih akibat terpapar gas air mata.

Setelah terpapar gas air mata, ratusan suporter menjadi panik dan berusaha untuk menyelamtakan diri yang pada akhirnya mereka berdesak-desakan ketika mencari jalan keluar. Ketika berdesak-desakan inilah, kondisi oksigen menurun dan membuat seseorang mengalami hipoksia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EIBEN HEIZIER
Baca juga : Malam Kelam di Kanjuruhan: 4 Fakta di Balik Tragedi Kanjuruhan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus