Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mendapati Ketenangan Hati lewat Meditasi

Meditasi menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan. Praktisi merasa meditasi membuat mereka lebih sabar menghadapi banyak masalah.

24 Januari 2024 | 00.00 WIB

Meditasi yang dipimpin pengajar Vajrayana umat Buddha Singapura dan Taiwan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 21 Januari 2024. TEMPO/Shinta Maharani
Perbesar
Meditasi yang dipimpin pengajar Vajrayana umat Buddha Singapura dan Taiwan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 21 Januari 2024. TEMPO/Shinta Maharani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Meditasi perlahan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan, dari Medan, Jakarta, sampai Bali.

  • Mereka merasa meditasi dapat membantu menenangkan diri dari berbagai kondisi negatif, seperti masalah rumah tangga dan tekanan pekerjaan.

  • Laporan Tempo dari Borobudur Meditation Forum di Candi Borobudur pada 19-23 Januari 2024.

Bagi Indah Tjahjawulan, meditasi adalah pengendalian diri. Dengan agenda yang padat dan bertumpuk, Rektor Institut Kesenian Jakarta itu menjalani rutinitas seperti kerja mesin. Setiap hari dia harus memenuhi perencanaan untuk mencapai target-target tertentu. Padahal tidak semua hal bisa dia kendalikan sesuai dengan keinginannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Situasi itu membuat Indah kerap overthinking alias berpikir berlebihan. Dampaknya, ia pun stres. Dia berfokus pada hal-hal negatif, terus-menerus memikirkan masa lalu, dan khawatir akan masa depan. “Saya bisa menerima ketidaksempurnaan setelah ikut meditasi,” kata Indah saat ditemui di Candi Borobudur, Magelang, Ahad, 21 Januari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bertolak dari situasi itulah Indah mengikuti berbagai latihan meditasi. Dia bergabung dengan komunitas Urban Spiritual Indonesia yang didirikan Turita Indah Setyani, dosen Jurusan Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Turita pula yang mengajak Indah mengikuti Borobudur Meditation Forum, Refleksi 1200 Tahun Candi Borobudur. Acara yang diinisiasi Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) itu berlangsung pada 19-23 Januari 2024 di Candi Borobudur dan Svarga Bumi Borobudur. Turita menjadi pembimbing meditasi di acara itu. Panitia juga menggelar ceramah tentang Candi Borobudur di Restoran Balkondes Borobudur dan Rumah Ketela Borobudur.

Meditasi yang dipimpin Perintis Komunitas Chan Indonesia yang fokus pada meditasi Chan Zen, Agus Santoso di Svarga Bumi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 21 Januari 2024. TEMPO/Shinta Maharani

Indah tertarik mengikuti Forum Meditasi Borobudur karena menawarkan beragam metode meditasi. Ada meditasi zen yang berakar pada tradisi Buddha kuno dari Cina yang menyebar ke Jepang, Korea, dan negara-negara kawasan Asia. Ada pula meditasi Theravada yang memusatkan pada pikiran atau perasaan pada obyek tertentu.

Selain itu, ada meditasi tantra sebagai latihan spiritual yang menyelaraskan tubuh, pikiran, dan jiwa. Semua ragam meditasi itu berbeda metode, tapi tujuannya sama, yakni berkesadaran penuh atau mindfulness. “Saya mencari metode yang paling tepat dan sesuai,” ujar Indah.

Akademikus 53 tahun itu menyebutkan meditasi mulai menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Dulu meditasi merupakan gaya hidup bagi para hipster atau sekumpulan masyarakat subkultur yang suka sesuatu yang berjiwa seni, intelektual, dan tidak mengikuti pasar.

Kini meditasi menjadi lebih populer karena semakin banyak orang yang membutuhkannya untuk mengatasi stres, depresi, dan masalah kesehatan. Berbagai pusat retret meditasi bertebaran di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, serta Bali.

Indah mengikuti meditasi dengan berbagai metode sejak 2019. Misalnya, meditasi yang menekankan pada latihan pernapasan. Di tengah kesibukannya, Indah tetap meluangkan waktu bertemu 15 sejawatnya untuk bermeditasi melalui komunitas Urban Spiritual Indonesia. Di rumah, dia juga rutin berlatih meditasi sendiri selama 15-30 menit setiap hari.

Antusiasme bermeditasi juga menyelimuti Dila Martina dan Kenthi Wirawati, peserta Forum Meditasi Borobudur asal Jakarta. Dua perempuan berusia 38 tahun itu sebelumnya rajin mengikuti retret meditasi di Jakarta. Kenthi rajin mengikuti latihan meditasi zen berbasis sains di bawah bimbingan Hendrick Tanuwidjaja. Hendrick, yang juga pemateri Forum Meditasi Borobudur, merupakan pengajar latihan meditasi pengurangan stres berbasis perhatian dan teknik meditasi berbasis terapi kognitif. Hendrick mendapat sertifikasi dari Oxford Mindfulness Foundation karena menjalani kursus mendalam mengenai terapi kognitif berbasis kesadaran di Inggris.

Menurut Kenthi, meditasi punya banyak manfaat untuk kesehatan jiwa. Dari mengelola stres, tidak gampang marah, hingga melatih fokus dan konsentrasi. Lewat meditasi, Kenthi merasa hidupnya jauh lebih berkualitas karena dia bisa lebih sabar dan tenang menjalani hidup. “Meditasi juga membuat orang awet muda,” katanya.

Hendrick mengatakan meditasi berkesadaran atau mindfulness menjadi gaya hidup di perkotaan, seperti di Jabodetabek, Yogyakarta, dan Bali. Peserta kelasnya berusia 20-40-an. Sebagian besar peserta mengikuti meditasi dengan berbagai alasan, seperti stres, insomnia, dan merasa tertekan oleh orang tua.

Menurut Hendrick, perusahaan besar sering kali mengundangnya untuk memberi pelatihan meditasi. Pesertanya biasanya berjumlah 50 orang per pertemuan. Untuk mendapat hasil yang efektif, peserta dianjurkan mengikuti pelatihan selama delapan kali dalam dua bulan. 

Ilustrasi meditasi. PEXELS

Meditasi mulai populer selama 15 tahun terakhir seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Peserta kini banyak mencari informasi melalui jurnal, media massa, dan media sosial.

Agus Santoso, perintis Chan Indonesia, komunitas yang berfokus pada meditasi chan (zen), menyebutkan masyarakat kini semakin memahami meditasi sebagai sesuatu yang logis dan tak lagi asing. Agus merupakan pengajar meditasi profesional yang pernah mengikuti retret chan di bawah Dharmācārya Shengyen, pendiri Dharma Drum Mountain di New York.

Hingga 2008, Agus melanjutkan, orang masih memandang meditasi sebagai sesuatu yang klenik dan gaib. Persepsi tersebut perlahan berubah seiring dengan banyaknya riset yang menunjukkan manfaat meditasi yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan atau sains. Contohnya, banyak iklan menggunakan gambar-gambar ataupun diksi yang berhubungan dengan meditasi, misalnya mindfulness. "Itu menunjukkan persepsi publik bahwa meditasi lekat dengan sesuatu yang sehat dan sejahtera," ujarnya. 

Kalangan dokter, misalnya, kerap membicarakan pentingnya meditasi melalui siniar atau podcast. “Padahal dulu dianggap tidak saintifik,” kata Agus.

Seperti olahraga dan diet sehat, meditasi membutuhkan komitmen. Tidak cukup hanya sekali-dua kali ikut pelatihan, kesehatan mental langsung meningkat. Meditasi zen, misalnya, membutuhkan keseriusan karena berangkat dari tradisi di Cina dengan praktik meditasi yang ketat. 

Brenda ie-McRae, pengajar meditasi Yayasan DhammaSukha Indonesia, sependapat dengan Hendrick dan Agus. Menurut Brenda, meditasi semakin populer di perkotaan, seperti Medan, Jabodetabek, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, dan Bali. Dia mengamati pusat-pusat retret meditasi ada sejak 2009 ketika dia pulang dari Amerika Serikat untuk mempelajari meditasi.

Peserta meditasi yang mengikuti kelas-kelas Brenda berasal dari berbagai latar belakang. Ada pelajar, guru, ibu rumah tangga, pengusaha, akuntan, dan pejabat. Alasannya biasanya seputar stres di tempat kerja dan persoalan rumah tangga. “Mereka mencari ketenangan lewat meditasi,” katanya.

Dalam setahun terakhir, semakin banyak pejabat publik dan pengusaha besar yang ikut meditasi. Selain mengikuti meditasi cinta kasih yang khas dalam sesi latihan yang dipimpin Brenda, peserta ikut latihan meditasi pemaafan karena merasa memiliki luka batin atau merasa bersalah. Para pejabat dan pengusaha itu juga aktif dalam bakti sosial, bagian penting dari meditasi, yakni berbuat kebaikan kepada sesama dan beramal.

SHINTA MAHARANI (MAGELANG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus