Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia adalah radang paru yang bisa menyerang siapa saja, terutama yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023, M. Imran, mengatakan kasus pneumonia yang menyerang sejumlah jemaah haji meningkat setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selanjutnya, kondisi ini dipicu oleh kelelahan, terutama fase puncak ibadah haji di Armuzna. Oleh karenanya, kasus pneumonia pasca-Armuzna meningkat drastis," ujar Imran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, jemaah haji lansia yang memiliki daya tahan tubuh rendah serta yang memiliki komorbid rentan terkena pneumonia. Data per 12 Juli 2023 menunjukkan peserta haji sakit yang masih dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah sebanyak 170 orang dan di RS Arab Saudi (RSAS) 167 orang, mayoritas menderita pneumonia.
Imran menjelaskan gejala pneumonia diawali batuk dan pilek. Gejala khas pada kasus pneumonia adalah demam dan sesak napas.
"Pada lansia, gejala khas ini sering tidak muncul. Beberapa pasien lansia yang kami terima dengan pneumonia memiliki keluhan batuk, pilek, disertai hilangnya nafsu makan," jelas Imran.
Tidak spesifiknya gejala pneumonia yang timbul pada jemaah haji lansia perlu dijadikan kewaspadaan bagi tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar. Jika tidak segera ditangani, pneumonia dapat berkembang infeksinya ke arah sepsis. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan kematian.
Terapkan protokol kesehatan
Penularan pneumonia berasal dari droplet atau percikan cairan saat batuk atau bersin. Karena itu, Imran mendorong jemaah haji untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan hand sanitizer, tidak melakukan kontak fisik seperti berjabat tangan dan berpelukan.
"Bagi yang menderita batuk dan pilek agar selalu memakai masker dan menerapkan etika batuk. Etika batuk yang dimaksud yakni menutup mulut dengan lengan bagian atas, bukan dengan telapak tangan," paparnya.
Terkait penanganan, Imran mengatakan bidang kesehatan telah memasok obat-obatan di kloter, seperti antibiotik, serta di pos kesehatan sektor untuk antibiotik injeksi dan oksigen untuk mengantisipasi penurunan saturasi oksigen dalam darah.
"Di KKHI juga sudah disiapkan obat-obatan, antibiotik yang lebih advanced serta mekanisme rujukan ke RSAS bila memburuk," tandasnya.
Pilihan Editor: Kebersihan Gigi yang Buruk Dapat Menyebabkan Pneumonia