Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Viral Trompet Tularkan Difteri, Betulkah? Simak Penjelasan Ahli

Baru-baru ini di media sosial tengah santer beredar kabar bahwa meniup trompet berpotensi menularkan penyakit difteri, betulkah?

29 Desember 2017 | 16.28 WIB

Jared Stein, meniup terompet dari tanduk saat perayaan tahun baru Yahudi  Nashuva Spiritual di pantai Venice Beach, Los Angeles, California, 14 September 2015. Kaum Yahudi mengambil bagian dalam doa Tashlich, ritual Rosh Hashanah, dan melemparkan remah roti ke air sebagai tanda membuang dosa. REUTERS/Lucy Nicholson
Perbesar
Jared Stein, meniup terompet dari tanduk saat perayaan tahun baru Yahudi Nashuva Spiritual di pantai Venice Beach, Los Angeles, California, 14 September 2015. Kaum Yahudi mengambil bagian dalam doa Tashlich, ritual Rosh Hashanah, dan melemparkan remah roti ke air sebagai tanda membuang dosa. REUTERS/Lucy Nicholson

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini di media sosial tengah santer beredar kabar bahwa meniup trompet berpotensi menularkan penyakit difteri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikatakan, penyakit difteri ini bisa tersebar melalui percikan ludah dan embusan napas yang keluar ketika seseorang meniupkan trompet, yang tidak bisa dipastikan bebas dari penularan penyakit difteri.

Baca juga:
Kaleidoskop 2017, ini 5 Kejadian Bunuh Diri Terheboh
Rahasia Hari Kelahiran: Kamis Cerdas dan Petualang, Hari Lainnya?
3 Jurus Sukses Agar Resolusi Tahun Baru Tak Cuma Mimpi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Betulkah? Praktisi klinis dan Staf pengajar FKUI/RSCM, Dr Ari Fahrial Syam, menyebutkan bahwa kuman difteri ditularkan secara droplet melalui bercikan dari bersin atau batuk. "Jadi secara teori bisa saja hal ini ditularkan melalui trompet yang sudah ditiup dan bisa saja terhirup saat meniup terompet oleh orang lain," katanya kepada TEMPO.Co lewat pesan singkatnya Jumat 29 Desember 2017.

Lebih jauh, pada saat yang sama, Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Elizabeth Jane Soepardi menyebutkan penularan bisa saja terjadi, apalagi jika satu trompet dipakai bergantian. "Sama dengan bertukar alat makan," katanya. Ini tentu, jika salah satu peniup itu adalah penderita difteri.

Jane melanjutkan bahwa harus dicek juga, apakah alat kecil yang ditiup ulang di trompet ada saluran ke depan? Bila ada, bandingkan lontaran dropletnya, apa lebih jauh atau kuat dibandingkan dengan bila kita bicara atau bersin?

Yang pasti, menurut Jane untuk menebarkan difteri sangat mudah, bicara saja lontaran droplet mencapai 7 meter. "Jadi tidak perlu bantuan terompet," katanya.

Lalu, berapa lama kuman difteri itu bertahan di luar? "Kuman difteri cuma bisa hidup di tubuh manusia," kata Jane.

Tapi bagaimana pun, menurut Jane, agar penularan tidak terjadi, sebaiknya pastikan diri kita sudah divaksin difteri. "Terpenting, semua sudah kebal melalui imunisasi dulu, baru main trompet," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus