Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Wamenkes Minta Dorong Tansformasi Teknologi Kesehatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong transformasi di bidang teknologi kesehatan untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan secara maksimal

28 Juli 2022 | 18.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D saat menghadiri peresmian kerja sama antara laboratorium klinik Prodia dan IHH Healthcare Malaysia di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022/Prodia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong transformasi teknologi kesehatan untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan secara maksimal di dalam negeri tanpa harus pergi jauh ke luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kementerian Kesehatan melakukan berbagai macam hal, salah satu di antaranya melaksanakan transformasi kesehatan yang dibagi menjadi enam pilar, salah satunya transformasi teknologi kesehatan. Dalam hal ini peran teknologi kesehatan digunakan untuk melakukan transformasi bahwa pelayanan kesehatan maksimal dapat dilakukan di dalam negeri,” kata Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D pada Konferensi Pers Penandatanganan Kerja Sama Prodia dan IHH Healthcare Malaysia Kamis 28 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 telah memberi kesadaran pentingnya untuk melakukan resiliensi kesehatan secara total, termasuk terkait kemandirian di bidang kesehatan.

Dante menyebutkan saat ini tercatat sekitar 600 ribu hingga 1 juta orang berobat ke luar negeri untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan. Biaya yang keluar dari pelayanan kesehatan ke luar negeri tersebut, lanjut Dante, berkisar antara 1 hingga 1,1 AS miliar dolar. “Jadi bukan jumlah yang sedikit dan ini harus dilakukan modifikasi,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa teknologi terus berkembang secara progresif. Bahkan di dunia kedokteran, tata laksana dan metode pengobatan akan berubah setiap beberapa tahun.

Oleh sebab itu, Dante mengatakan perubahan ini harus diantisipasi dan dilakukan penyesuaian pelayanan kesehatan bisa berjalan secara maksimal.

Dante juga meminta agar perusahaan swasta di bidang kesehatan, seperti laboratorium klinik di Indonesia, untuk melakukan modifikasi mengingat pengembangan ilmu dan teknologi terus berkembang, misalnya pengobatan yang tepat (precision medicine) terkait dengan sistem genomik. “Karena itu di masa yang akan datang pengobatan-pengobatan skala ini harus diadaptasi dan pembaruan keilmuan yang diberikan akan menjadi salah satu pendorong untuk melakukan transformasi di bidang kesehatan Indonesia,” katanya.

Dante berharap laboratorium lain di Indonesia mengembangkan model kerja sama dengan pelayanan kesehatan di luar negeri yang dapat mempermudah akses pasien antar-negara. Dengan begitu, tingkat kepercayaan dunia kepada layanan publik di Indonesia dapat meningkat karena memenuhi standar pelayanan secara internasional.

Laboratorium klinik Prodia menyediakan kemudahan akses pelayanan kesehatan bagi pasien yang hendak melakukan pemeriksaan dan perawatan medis ke Malaysia dengan mengintegrasikan layanan bersama IHH Healthcare. Hal tersebut diwujudkan berkat kolaborasi yang telah dijalin kedua belah pihak melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) yang diadakan pada Kamis di Jakarta.

Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. Dewi Muliaty mengatakan pasien warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang tinggal di Indonesia nantinya akan mendapatkan akses perawatan medis seperti pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan laboratorium, pemantauan perkembangan penyakit, diagnosis, dan layanan pemeriksaan lainnya yang terintegrasi dengan IHH Healthcare Malaysia.

“Prodia bekerja sama dengan IHH Healthcare Malaysia, merupakan suatu private partnership yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maupun kedua belah pihak,” kata Dewi saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Sebagai informasi, IHH Healthcare merupakan salah satu penyedia pelayanan kesehatan swasta terbesar di Malaysia dengan 16 jaringan rumah sakit seperti Gleneagles Hospitals, Prince Court Medical Centre, dan Pantai Hospitals. Jaringan rumah sakit tersebut tersebar di kota-kota besar seperti Kuala Lumpur, Penang, Melaka, dan Johor.

Chief Executive Officer IHH Healthcare Malaysia Jean-Froncois Naa menjelaskan pihaknya memiliki tim profesional medis, bedah, dan klinis berpengalaman dilengkapi dengan teknologi medis mutakhir sehingga memungkinkan memberi layanan kesehatan yang berkualitas.

“Bersama kami, pelanggan akan menikmati pengalaman pemeriksaan yang mulus mulai dari pengujian laboratorium bersama Prodia hingga konsultasi dengan pakar dan perawatan di Malaysia melalui rumah sakit kami yang memiliki standar internasional dan spesialisasi tinggi,” katanya.

Sementara itu, Dewi menambahkan Prodia berharap bahwa kerja sama dapat dikelola secara berkelanjutan dan dapat memperluas cakupan kontribusi peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dari kedua belah pihak di kedua negara.

“Ke depan dengan adanya kolaborasi ini, kami pun juga akan melihat kesempatan untuk berkolaborasi mengirimkan pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak bisa kami kerjakan dan kesempatan pada beberapa pemeriksaan yang tidak bisa dikerjakan misalnya oleh laboratorium IHH Healthcare juga bisa dikirimkan ke Prodia,” kata Direktur Bisnis dan Pemasaran PT Prodia Widyahusada Tbk. Indriyanti.

Baca: Perkuat Teknologi dalam Telemedicine Demi Keselamatan Pasien

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus