Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspada 4 Jenis Batuk, Manakah yang Paling Berbahaya?

Batuk merupakan salah satu penyakit yang cukup menganggu, dan bisa menjadi indikasi penyakit tertentu. Jenis batik apa yang paling berbahaya?

19 Agustus 2021 | 09.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi batuk. health24.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Batuk merupakan salah satu penyakit yang cukup menganggu, dan bisa menjadi indikasi penyakit tertentu. Batuk, bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, mulai batuk kering, batuk basah, sampai batuk kronis. Namun, bagaimana cara membedakannya?

Seperti mengutip Healthline pada situs healthline.com, batuk merupakan bentuk pertahanan yang membantu melindungi tubuh dari iritasi, seperti merokok, lendir, alergi, debu, jamur, maupun serbuk sari. Terkadang, batuk juga menjadi indikasi suatu penyakit atau kondisi tertentu. Lebih lanjut, berikut berbagai jenis batuk beserta gejala umumnya:

1. Batuk Kering

Berdasar penjelasan True Care pada laman truecare.org, batuk kering merupakan jenis batuk yang tidak disertai dengan dahak, dan biasanya bersifat paling ringan dibanding batuk lainnya. Biasanya, kondisi batuk kering dapat menganggu tidur, menyebabkan sakit kepala, atau bahkan sakit tenggorokan.

Batuk kering umum disebabkan oleh iritasi pada tenggorokan, baik akibat asap, benda yang membuat alergi, atau polusi. Batuk kering juga sering dikaitkan dengan pilek atau flu, tetapi juga dapat disebabkan oleh alergi, refluks asam, dan obat-obatan. Selain itu, batuk kering turut mungkin menandakan infeksi saluran pernapasan bawah di masa depan, seperti bronkitis atau pneumonia.

2. Batuk Basah

Melansir artikel medis Opa di situs resmi opa.org.uk, orang mungkin menggambarkan batuk basah sebagai batuk berdahak. Batuk ini terjadi ketika seseorang batuk berlendir atau berdahak. Batuk basah biasanya disebabkan oleh infeksi, seperti flu, pilek, atau infeksi dada.

Namun, orang dengan infeksi dada mungkin mendapatkan batuk berdahak yang disertai sedikit darah. Darah ini berasal dari paru-paru, dan biasanya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Tertapi, jika seseorang mendapati dirinya batuk darah berwarna gelap dan berisi makanan, atau yang menyerupai  bubuk kopi, mereka harus segera mencari bantuan medis.

Beberapa batuk basah juga bisa menjadi kronis dan mungkin disebabkan oleh:

Bronkiektasis  Suatu kondisi yang dihasilkan dari kumpulan lendir di kantong kecil di paru-paru yang tidak dapat dibersihkan oleh tubuh.

Pneumonia: Ini adalah saat infeksi bakteri menyebabkan jaringan di paru-paru meradang.

Infeksi mikobakteri nontuberkulosis: Ini tidak menular dan dapat disertai dengan  kelelahan, perasaan tidak sehat, dan penurunan berat badan.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK): Ini adalah jenis penyakit paru-paru di mana gejala umum mungkin termasuk sesak napas dan mengi.

3. Batuk Kronis

Mayoclinic di halaman resminya mayoclinic.org menjelaskan, batuk  kronis ialah batuk yang berlangsung selama delapan minggu atau lebih pada orang dewasa, atau empat minggu pada anak-anak. Batuk jenis ini dapat dikatakan lebih dari sekedar gangguan, ia dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan tidur, dan kelelahan. Sedang pada level parah, batuk kronis dapat menyebabkan penderita mengalami muntah, pusing, dan bahkan patah tulang rusuk.

Batuk kronis dapat terjadi dengan tanda dan gejala lain, yang mungkin termasuk: hidung berair atau tersumbat, perasaan cairan mengalir di bagian belakang tenggorokan (postnasal drip), sakit tenggorokan dan
suara serak, mengi dan sesak napas, mulas atau rasa asam di mulut, dan dalam kasus yang jarang terjadi, bisa sampai batuk darah.

4. Batuk Paroksismal

Mengutip Healthline, batuk paroksismal dikenal juga dengan batuk rejan. Batuk ini bersifat keras, tak terkendali, dan membuat penderitanya merasa kelelahan dan kesakitan.

Mereka yang mengalami batuk paroksismal berjuang untuk mendapatkan napas, dan mungkin sampai mengalami muntah. Selama serangan batuk paroksismal, paru-paru melepaskan semua udara yang mereka miliki, menyebabkan orang menarik napas dengan keras dan bersuara.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Benarkah Tes Swab Saat Batuk dan Pilek Hasilnya Positif? Begini Kata Ahli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus