Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yang Menyatu Dari Dada Hingga ...

Maria Eva Amanu, dari Desa Fatuntasa, Timor Tengah Utara melahirkan kembar siam: tubuhnya menyatu dari tulang dada hingga pusar. Peluang untuk dipisahkan tipis, kini bayi itu dirawat di RSU Surabaya.

26 November 1988 | 00.00 WIB

Yang Menyatu Dari Dada Hingga ...
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PENDUDUK gempar. Di Desa Fatuntasa, Kecamatan Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara telah diturunkan bukti kebesaran Tuhan. Dalam persalinan mendadak yang dialami Maria Eva Amanu, dua kepala bayi muncul bersamaan. Martinus menangis. Tubuhnya gemetar malam itu, terkejut melihat anak-anak angkatnya lahir dalam keadaan sangat janggal. "Anak Maria kembar siam, dua-duanya perempuan," kata orang-orang riuh. Atas kehendak Tuhan, tubuh kedua anak itu menempel dari bagian dada sampai ke perut. Maria tak bermimpi aneh-aneh sebelumnya. Ia hanya bisa terkejut ketika melahirkan kembar siam 9 November lalu. Ibu muda itu sebenarnya sudah menenangkan diri dan siap menanti persalinan. Rabu pagi itu ia berangkat sendirian ke Kupang. Suaminya, Petrus Killo, masih sibuk di ladang. Adat di sana menentukan, Maria harus menemui kakak laki-lakinya, Martinus Ako, di Kupang, karena dialah yang akan menjadi ayah anaknya. Jadi, Martinus wajib menyaksikan persalinan Maria. Pasangan Maria-Petrus sudah mempunyai seorang anak laki-laki, tapi kemudian dua kali berturut-turut kehilangan anak perempuan. Anak kedua dan ketiga itu meninggal ketika masih bayi. Adat lalu menggariskan, orangtua yang pernah kehilangan dua anak perempuan harus menyerahkan anak berikutnya pada seorang paman segera setelah lahir. Karena itulah Maria berangkat ke Kupang. Tak terjadi suatu apa dalam perjalanan dari Fatuntasa ke Kupang. Maria tak merasakan apa-apa. Baru malamnya, ia merasa mulas. Ketika itulah ia terjatuh dan bayi-bayinya lahir. Martinus membantu persalinan adiknya. Ia pula yang memberitahukan bagaimana keadaan anak-anak yang lahir itu kepada Maria. Martinus bingung. Ia lari mencari bantuan. Untung, penduduk cepat datang menolong. Bersama pemuka masyarakat di perkampungan Kelapa Lima, Kupang -- tempat ia tinggal -- Martinus berangkat ke RS Umum Johannes. Mereka bertemu langsung dengan Direktur Rumah Sakit, dr. Husen Pankratius. "Bayi-bayi itu normal dan sehat ketika pertama kali saya lihat, lahir 4 kilo," kata Husen mengisahkan. Atas perintah Husen, Maria dan bayi kembarnya dipindahkan ke RS Umum Johannes. Mereka ditempatkan di ruang VIP dan mendapat perawatan khusus. Sebuah tim yang dipimpin dokter ahli anak Al Munar Munir mengawasi anak-anak Maria dengan cermat. Untung, sejauh ini perkembangan kembar siam itu baik-baik saja. Kini keduanya sudah mulai menyusu pada ibunya. "Siapa tahu, kembar Kupang ini akan menjadi bahan studi kasus yang penting bagi dunia kedokteran di Indonesia," kata Husen. Ia menduga, ada kelainan yang istimewa pada anak-anak Maria. Husen sendiri ketika bertugas di RS Umum Manggarai, Flores, juga pernah membantu persalinan kembar siam. Namun, tak ada yang istimewa pada kembar Flores yang berdempetan di perut itu. Seperti juga kembar siam Medan yang belum lama ini dipisahkan, kembar Flores itu telah menjalani operasi yang sukses, di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sebaliknya, kembar Kupang tampaknya tak punya peluang untuk dipisahkan. Hingga kini dr. Al Munar Munir masih terus melakukan pemeriksaan. "Dempet ini disebut dempet thoraco abdominofagus," kata Al Munar. Artinya, penyatuan terjadi dari tulang dada sampai ke bagian pusar. Penempelan itu juga tidak simetris. Bagian tubuh kanan bayi yang satu menyatu dengan bagian kiri bayi yang lain. Dari hasil pemeriksaan dengan peralatan Ultrasonografi (USG), diketahui bahwa anak-anak Maria tak mempunyai organ yang lengkap. "Jantungnya memang ada dua," kata Al Munar. Namun, cuma ada satu liver. Melihat posisinya, Al Munar memperkirakan organ-organ lainnya seperti paru-paru, lambung, kelenjar pankreas, dan empedu juga cuma satu. "Barangkali memang terjadi gangguan pada pertumbuhan janin ketika masih dalam kandungan." Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu berpendapat, bila pengamatannya benar, kembar siam Kupang ini termasuk kasus jarang. Pemisahannya sangat sulit. Malah mungkin harus dibiarkan berdempetan. Namun, Al Munar belum berani menyimpulkannya dengan pasti. "USG yang saya gunakan dari generasi kedua yang tidak terlalu sensitif," katanya. Karena itu, ada rencana untuk memeriksakan anak-anak Maria ke rumah sakit yang lebih besar. "Memang masih diperlukan pemeriksaan lebih cermat," kata ahli bedah RS Umum dr. Sutomo Surabaya, Dr. Paul Tahalele. Bila benar cuma ada satu liver, satu lambung, dan satu paru-paru, pemeriksaan itu harus bisa menyimpulkan kondisi organ-organ yang terpisah. Misalnya otak dan jantung, apakah yang satu lebih dominan dari yang lainnya. Atau kedua-duanya sama kuat. Kesimpulan ini sangat penting, karena bila yang satu lebih dominan, jalan keluar yang ditempuh ialah menyelamatkan satu nyawa dan mengorbankan lainnya. Tahalele mengisahkan, kasus kembar siam semacam ini terjadi di Surabaya tahun 1978. Pasangan ini sangat tidak seimbang, yang satu besar dan yang lainnya kecil, seperti menempel. Setelah meminta pertimbangan keluarga, tim yang dipimpin dr. Suwidji memutuskan untuk menyelamatkan satu nyawa saja. "Tapi kalau kedua-duanya sama kuat, tidak mungkin mengorbankan salah satunya," kata Tahalele. Ia setuju dengan kesimpulan para dokter di Kupang, kembar siam anak-anak Maria adalah kasus jarang. "Dan barangkali memang harus dibiarkan." Namun, semua itu masih menunggu kepastian dari hasil pemeriksaan yang benar-benar tuntas. Kepastian memang masih diburu. Kata Maria Eva Amanu terharu. "Saya cuma bisa berserah pada Tuhan," katanya dengan mata berkaca-kaca. Jim Supangkat (Jakarta), Jalil Hakim (Kupang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus