Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Produk perawatan kecantikan lokal semakin banyak di Indonesia dengan kualitas yang semakin membaik. Dewi Kauw terinspirasi untuk mendirikan produk perawatan kecantikan lokal dengan standar internasional pada 2016, Skin Dewi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan merek ini, Dewi tidak hanya ingin memberikan kualitas terbaik untuk pembelinya, namun juga ingin mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai kesehatan kulit. Lulus dari Universitas Washington, Amerika Serikat, jurusan teknik kimia, Dewi tidak mengira dirinya akan masuk ke dunia kecantikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pada saat anak keduanya, Chloe, lahir dengan kulit yang sangat sensitif, Dewi semakin sadar pentingnya mengetahui kandungan dalam produk perawatan kecantikan. Dia juga menyadari bagaimana produk perawatan kecantikan yang natural bisa membantu menghadapi masalah kulit sensitif.
“Saya waktu itu ke Jerman, melihat di sana menggunakan semua bahan organik, natural, herbal. Bahkan di supermarket, di tempat obat-obat. Pengobatan dari penyakit bisa dengan obat herbal,” jelas Dewi.
Walaupun kulit sensitif tidak selalu bisa pakai organik dan natural, produk dengan bahan-bahan yang organik dan natural memiliki manfaat lebih untuk kulit. Dewi ingin membagi ke masyarakat mengenai pengalaman dengan anaknya, produk apa yang bekerja dengan baik dengan kondisi atopik dermatitis anaknya dan produk apa yang malah membuat kondisi makin parah.
“Dari Skin Dewi ini, tujuan aku sebenarnya untuk membagi apa yang sudah aku pelajari, tidak hanya menjual produk saja,” lanjut Dewi.
Dewi Kauw, pendiri Skin Dewi di Jakarta X Beauty 2019, di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat 26 Juli 2019 (Tempo/Astari P Sarosa)
Untuk memastikan produknya memiliki kualitas terbaik, Dewi belajar ilmu perawatan kulit organik di Formula Botanica, School of Natural Sciences di Inggris. Selain itu, Dewi juga memperdalam ilmunya dengan mengikuti kelas School of Natural Skincare dengan Robert Tisserand, ahli minyak esensial dan aromaterapi.
Wanita berusia 37 tahun ini juga sempat belajar di Grasse Institute of Perfumery di Prancis. Dengan slogan “Produk Lokal, Rasa Internasional”, Skin Dewi berharap bisa terus berkembang sebagai merek lokal dengan standar internasional dalam pengelolaan bahan.
Memiliki enam variasi produk yang diracik dengan bahan-bahan alami, seperti temulawak, kemiri, dan rasberi, Skin Dewi menawarkan produk yang dapat membantu berbagai masalah kulit, terutama jerawat. Rangkaian produk Skin Dewi dijual dari Rp 75 ribu sampai Rp 1,8 juta dan hanya bisa dibeli melalui toko online.
Selain dengan penjualan produk, Skin Dewi juga ingin mengedukasi masyarakat untuk mengenali kulit masing-masing. Dewi mengakui produknya belum tentu cocok untuk semua orang, dan itu tidak apa-apa. Setiap orang perlu membeli produk yang memang cocok untuk kulitnya.
“Masih banyak orang yang tidak tahu cara membeli produk yang sesuai dengan kulit masing-masing. Masalah kulit juga bukan hanya dari produk yang tidak bagus atau dokter yang tidak bagus, itu harus dari dalam diri kita melalui gaya hidup sehat,” jelas Dewi.
Karena itu, Dewi tidak hanya ingin menjual produk kecantikan. Dia terinspirasi untuk membuat kampanye “IMacneFreedom: Pede Tanpa Jerawat” yang akan mengajarkan wanita Indonesia mengenai cara mengatasi masalah jerawat dan cara menemukan produk yang tepat.