Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat terbang adalah salah satu moda transportasi yang memungkinkan bertemu orang dengan berbagai karakter berbeda. Ada yang cemas takut terbang, banyak bertanya atau banyak menuntut. Para ahli di C-Me Colour Profiling telah mengklasifikasikan empat jenis penumpang pesawat yang sulit untuk ditangani beserta cara untuk mengenalinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim ahli yang berpusat di Bath, Somerset, Inggris itu mengatakan kepada Daily Mail bahwa perjalanan udara membuat orang dalam ruang terbatas untuk jangka waktu lama sehingga sering membuat stress dan frustasi. Namun sikap yang muncul juga dipengaruhi oleh faktor tertentu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Stres ekstrem dapat mendorong penumpang ke perubahan perilaku tidak terduga. Seorang pelancong yang biasanya percaya diri dapat menjadi ragu-ragu, seseorang mudah bergaul dapat menarik diri, orang tenang dapat menjadi pemarah, dan seorang pemikir analitis dapat membuat pilihan impulsif,” pernyataan C-Me Colour Profiling, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat 14 Februari 2025.
C-Me Colour Profiling menambahkan dengan mengenali pola perilaku dan respons stres yang berbeda, dapat memahami mengapa penumpang tertentu menjadi kesulitan dan bagaimana mengelola situasi ini secara efektif. Berikut empat jenis penumpang pesawat yang menyebalkan.
1. Penumpang yang menuntut
Tipe penumpang banyak menuntut adalah tegas, mudah frustasi, juga tidak sabaran. Karena sifat beserta prinsipnya menghargai segala hal sesuai rencana dan efisiensi, mereka dapat terprovokasi menjadi keras. Perilaku ini muncul karena banyak faktor, beberapa diantaranya terhadap penundaan penerbangan, layanan lambat, atau perubahan jadwal.
Selama penerbangan, tipe pelancong ini akan berpotensi sering memanggil pramugari, meminta solusi secepatnya, hingga mengungkapkan ketidakpuasan secara terbuka. Untuk menghadapinya, awak kabin harus bersikap tenang, tidak ikut stres, dan memberi pilihan jelas atas keresahan penumpang.
2. Penumpang terlalu bersosialisasi
Pelancong yang banyak bersosialisasi umumnya terlalu sering bicara, mudah bersemangat, serta mudah terganggu. Orang kategori ini suka berinteraksi bersama penumpang lain dan terkadang berlebihan. Mereka akan memulai percakapan dengan nada keras atau sering bergerak selama perjalanan. Dapat dipicu oleh isolasi kebosanan atau perasaan dikucilkan dari percakapan kelompok. Solusi menghadapinya, pramugari tetap memberikan sikap sopan, berikan batasan tegas. Selain itu, bantu dorong untuk mencari kegiatan baru atau beri saran untuk aktivitas lain seperti menonton film atau membaca.
3. Penumpang mudah cemas
Biasanya, orang dengan karakter ini akan menarik diri dari segala sesuatu selama penerbangan, mudah kelelahan, dan gelisah. “Terbang adalah pengalaman menegangkan. Bauk itu turbulensi, lingkungan padat, atau rasa takut terbang secara umum,” ujar psikolog C-Me Colour Profiling.
Perilaku yang mungkin ditunjukan akan sangat terlihat secara langsung. Seperti gelisah, mencengkeram sandaran tangan, atau menghindari kontak mata. Bagi sebagian orang penerbangan tidak selalu menyenangkan dan menenangkan, oleh sebab itu, kru pesawat bisa membantunya melalui obrolan ringan.
4. Penumpang kritis
Penumpang ini fokus pada detail, negatif, dan inefisiensi yang dirasakan. Akan merasa terganggu oleh kekacauan, perubahan mendadak, atau lingkungan berisik. Pelancong tersebut akan mengeluh mengenai kebijakan, mengkritik layanan maskapai, atau memperlihatkan rasa frustasi terhadap gangguan selama di dalam pesawat. Tindakan menghadapi penumpang ini adalah memberikan ruang serta tanggapi secara nyata.
Selain empat kategori pelanggan menyebalkan di atas, seorang pramugari, Paula Gahan mengungkapkan lima tipe penumpang pesawat terburuk. Diantaranya, pelanggan yang berolahraga yoga saat penerbangan, pergi ke dapur untuk berbicara bersama kru pesawat selama berjam-jam, pelancong yang merasa lebih berpengalaman dalam bepergian dengan pesawat, mengambil makanan orang lain tanpa izin, dan membuang sampah sembarangan atau pun tidak memenuhi etiket dasar.
NIA NUR FADILLAH | DAILY MAIL | TELEGRAPH