Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat menjadi moda transportasi paling aman menurut Biro Statistik Transportasi. Namun, sejumlah kecelakaan penerbangan dalam beberapa bulan terakhir membuat sebagian pelancong khawatir naik pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah studi yang diterbitkan perusahaan penjaminan JW Surety Bonds tahun lalu menemukan bahwa 49 persen Gen Z, 39 persen milenial, 38 persen Gen X, dan 40 persen baby boomer takut terbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah studi yang dirilis apnorc.org pada Rabu menemukan bahwa 64 persen orang dewasa berpikir terbang sangat atau agak aman, menurun dibandingkan dengan 71 persen pada tahun 2024.
Namun, perlu dicatat bahwa mayoritas orang dewasa masih percaya bahwa naik pesawat aman.
Kecemasan terbang
Jenny Matthews, pemilik State of Mind Therapy yang berbasis di Minnesota, Amerika Serikat, mengatakan bahwa kecemasan saat terbang bisa berkisar dari ringan hingga parah.
Jika seseorang memiliki gejala kecemasan ringan, mereka mungkin merasa gelisah tentang penerbangan mereka atau mengalami mual, tetapi mereka tetap melakukan perjalanan dengan pesawat.
"Orang lain dengan kecemasan penerbangan yang lebih parah [mungkin mengalami] gejala kecemasan yang signifikan seperti serangan panik, kesulitan bernapas, dan ketakutan yang intens, yang dapat menyebabkan mereka menghindari terbang sama sekali," kata dia, seperti dilansir New York Post.
Untuk membantu penumpang mengatasi kecemasan, berikut beberapa kiat yang bisa diikuti.
1. Fakta Penerbangan
epergian ribuan kaki di udara adalah bentuk transportasi yang paling aman, kata para ahli, termasuk Dewan Keselamatan Nasional.
Pilot komersial memiliki sertifikasi pilot transportasi maskapai penerbangan, kredensial penerbangan tertinggi. Selain itu, semua pesawat komersial secara rutin diperiksa dan dirawa dan diarahkan untuk terbang dalam sistem kontrol lalu lintas udara yang diatur.
2. Memilih kursi yang aman
Secara statistik, kursi tengah di bagian belakang pesawat adalah yang paling aman, dengan tingkat kematian hanya 28 persen dibandingkan dengan kursi lorong di tengah kabin, yang memiliki tingkat kematian 44 persen, menurut analisis Time terhadap data FAA selama 35 tahun.
Pakar perjalanan di Kayak.com mengatakan tempat nyaman lain adalah di deretan sayap karena merupakan titik paling stabil di pesawat, dengan turbulensi yang lebih sedikit daripada depan dan belakang.
3. Redakan kecemasan
Andrea Bonior, seorang profesor pengajar di departemen psikologi Universitas Georgetown, mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengelola otak yang cemas adalah dengan memvisualisasikan apa yang membuat gugup.
Bayangkan situasi yang membuat khawatir dan bersikaplah realistis tentang bagaimana Anda kemungkinan akan meresponsnya. Pikirkan apa yang perlu dilakukan agar tetap aman dan tenang untuk meredakan kecemasan.
4. Akui emosi Anda
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam PLOS One, memberi label emosi dapat menurunkan kecemasan bagi orang-orang dengan kecemasan penerbangan. Akui perasaan dan ungkapkan dengan kata-kata; itu akan membantu Anda menghadapi dan mengatasinya.
Dan jangan hanya menyimpannya untuk diri sendiri. Berinteraksi dengan orang lain di sekitar dapat menjadi pengalih perhatian yang menyenangkan. Berbagi perasaan juga dapat meredakan sebagian kecemasan yang menumpuk.
5. Rileks
Jika mengatur pikiran tidak berhasil, cobalah rilekskan tubuh. Tarik napas dalam-dalam dan amati tubuh, mulai dari otot-otot wajah, pastikan untuk melepaskan ketegangan dari kepala hingga ujung kaki.
Setelah duduk dengan tenang, lanjutkan dengan beberapa latihan pernapasan agar tidak kembali menegang.
Setelah berusaha menenangkan diri dan duduk dengan tenang, cobalah untuk menikmati perjalanan.
6. Mengalihkan Perhatian
Pramugari Ryanair, Rhia Kerr, sebelumnya membagikan beberapa kiat untuk membantu penumpang yang cemas melewati turbulensi. Kiat-kiat itu kemungkinan besar akan membantu lebih dari sekadar melewati perjalanan yang bergelombang. Ia menyarankan untuk memakai headphone peredam bising, karena suara-suara tertentu yang dihasilkan pesawat dapat mengganggu.
Kerr juga menyarankan agar penumpang yang gugup menulis daftar hal-hal yang akan dilakukan atau momen-momen menyenangkan yang akan terjadi begitu ia turun dari pesawat, ini dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian.
Menyalakan film selama penerbangan, membaca beberapa bab buku, atau mendengarkan musik juga dapat membantu mengalihkan pikiran dari kekhawatiran dan menghabiskan waktu selaam di pesawat.
NEW YORK POST | LA TIMES