Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

7 Dampak Buruk Overtourism Bagi Daerah Wisata

Di satu sisi, overtourism bisa meningkatkan ekonomi suatu daerah dan penduduk setempat, namun di sisi lain, dampak buruk berpotensi terjadi.

11 Mei 2024 | 09.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia terkenal memiliki banyak destinasi wisata. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk overtourism karena terlalu ramai dikunjungi wisatawan. Misalnya, Bali yang mengalami overtourism pada 2023 menurut World Travel & Tourism Council.

Pengertian Overtourism

Overtourism merupakan istilah bahasa Inggris dari kata over dan tourism. Dilansir dari Antara, kata ini digunakan untuk merujuk pada kondisi ketika satu atau beberapa daerah menerima terlalu banyak wisatawan melebihi kapasitas atau kemampuannya. Wisatawan adalah berkah, namun jika terlalu banyak tentu menimbulkan masalah seperti kemacetan, tingkat kriminalitas, dan terganggunya ketertiban.

Overtourism bisa disebut sebagai istilah yang relatif baru, diciptakan lebih dari satu dekade lalu untuk menyoroti meningkatnya jumlah wisatawan. Banyak destinasi yang bergantung pada pendapatan dari pariwisata. Namun, akibat overtourism, beberapa lokasi wisata besar kini memberlakukan larangan, denda, hingga pajak untuk membatasi jumlah wisatawan.

Overtourism mungkin terlihat hanya sebagai sebuah ketidaknyamanan. Namun jika ditilik lebih jauh, ada dampak negatif yang lebih signifikan akibat overtourism. Lantas, apa saja dampak buruk dari overtourism?

Lonjakan turis mungkin berdampak baik bagi perekonomian lokal dan pendapatan bisnis perhotelan. Namun hal ini juga mempunyai dampak negatif yang signifikan, seperti polusi, kemacetan lalu lintas, antrian di tempat wisata, dan gangguan lain yang bikin warga lokal tidak nyaman. Berikut tujuh dampak buruk overtourism dirangkum dari berbagai sumber:

1. Semakin padat penduduk

Dikutip dari Goodtourisminstitute.com, overtourism menyebabkan akses jalanan objek wisata menjadi padat dan penuh sesak. Hal ini menurunkan kualitas pengalaman wisatawan. Serta membuat penduduk lokal tidak dapat mengakses atau meninggalkan destinasi dengan mudah karena harus melewati masa wisatawan.

2. Erosi

Overtourism juga berdampak pada situs arkeologi sangat sensitif terhadap erosi dan kerusakan, seperti Machu Picchu di Peru dan Petra di Yordania. Padatnya wisatawan yang berkunjung memungkinkan situs tersebut mungkin rusak. Jika tidak diatur dan dilindungi, situs-situs arkeologi tersebut bisa rusak sehingga menghilangkan sejarah dan daya tariknya.

4. Polusi

Overtourism berkontribusi besar terhadap polusi di destinasi wisata. Terutama sampah plastik, seperti botol air sekali pakai dan kantong plastik. Overtourisme juga meningkatkan jejak karbon lokal oleh wisatawan yang berkendara di destinasi tersebut.

5. Kelangkaan Air

Meskipun bukan dampak negatif umum dari overtourism, kelangkaan air menjadi semakin relevan dari hari ke hari. Pasalnya, banyak wisatawan di destinasi yang menggunakan air, baik untuk mandi maupun berenang. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat membahayakan akses air bagi penduduk setempat, terutama pada musim kemarau.

6. Kualitas Hidup Penduduk

Dilansir dari Mpar.upi.edu, overtourism juga dapat mengganggu kualitas hidup penduduk setempat. Aktivitas wisatawan yang terlalu ramai dapat membuat penduduk merasa tidak lagi dihargai. Perubahan sosial juga dapat terjadi, seperti hilangnya nilai budaya dan tradisi akibat banyaknya wisatawan yang kurang menghargai dan menjaga budaya setempat.

7. Harga Bahan Pokok Naik

Overtourism dapat memberikan dampak ekonomi bagi penduduk setempat. Misalnya, biaya hidup akan meningkat karena harga-harga bahan pokok dan jasa naik akibat tingginya permintaan wisatawan. Selain itu, mereka harus bersaing dengan wisatawan untuk memperebutkan sumber daya, seperti air dan makanan.

Meskipun demikian, penataan ruang dan infrastruktur yang baik dapat membantu mengendalikan dampak negatif overtourism. Peningkatan fasilitas dan layanan yang memadai memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan, sehingga mereka tidak mengganggu kehidupan penduduk lokal.

Regulasi terhadap pengelolaan tempat wisata juga sangat penting untuk mengendalikan dampak negatif overtourism. Pemerintah dapat melakukan regulasi terhadap kegiatan wisatawan, agar tidak mengganggu kehidupan sosial dan budaya penduduk lokal.

HUMAR MAHENDRA | YOGI EKA SAHPUTRA

Pilihan Editor: Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus