Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Musim libur sekolah belum berakhir. Berbarengan dengan itu, cuaca di sejumlah tempat di Indonesia masih kondusif untuk melancong. Apakah anda sudah mempunyai agenda wisata?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika belum, kembali mengepak ransel untuk melancong barangkali ide yang patut dicoba. Apalagi sejumlah daerah menggelar agenda wisata menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama Juli, di Tanah Air, digelar lebih-kurang delapan agenda wisata unggulan yang telah masuk Top 100 Calendar of Events Kementerian Pariwisata. Berikut ini rinciannya.
1. 1-4 Juli: Biak Munara Wampasi, Papua Barat
Acara yang digelar di Kabupaten Biak Numfor ini menggambarkan budaya Papua Barat yang kental. Agenda ini terdiri atas beberapa rangkaian, antara lain snap mor atau menangkap ikan di air laut surut (meti), apen beyeren atau berjalan kaki di atas batu panas, lari Biak 10 kilometer, perjalanan kapal pesiar ke objek wisata, pameran anggrek dan budaya, pertunjukan kesenian dan tari khas Biak, dan beragam perlombaan. Acara ini digelar pada 1-4 Juli.
2. 12-5 Juli: Aceh International Rapa’i Festival, AcehPara penari menabuh rapai geleng saat pembukaan Aceh International Rapai Festival 2016, di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, 26 Agustus 2016 malam. Pembukaan dimeriahkan oleh 150 orang penabuh rapai dari beragam komunitas seni tradisional Aceh itu. TEMPO/ADI WARSIDI
Aceh memiliki kesenian musik dan tari yang tela mendunia. Khususnya kesenian yang bersifat perkusif. Aceh International Rapa’i Festival digelar untuk menampilkan beragam kesenian itu. Sekaligus juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya lain yang dimiliki Kota Serambi Mekah itu kepada para pelancong.
3. 14 Juli: Al Mizan Sufi Music Festival, Jawa Barat
Festival ini berisi pertunjukan musik yang unik. Sebab, diselenggarakan oleh Pesantren Al Mizan Majalengka. Dulunya, pergelaran ini hanya sebagai tradisi musik Ki Buyut untuk kepentingan dakwah. Namun kini menjadi festival keberagaman. Al Mizan Sufi Music Festival menghadirkan berbagai aliran musik sufi yang ditampilkan dengan ekspresi seni dari lintas iman.
4. 20-22 Juli: Festival Lima Gunung, Jawa Tengah(TEMPO/Anang Zakaria)
Festival Lima Gunung yang digelar di Magelang ini merupakan agenda tahunan yang digagas para seniman petani Komunitas Lima Gunung di kabupaten tersebut. Festival Lima Gunung meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Andong, dan Menoreh. Berbagai atraksi seni, kirab budaya, pameran seni rupa, pidato budaya dipertunjukkan dalam perhelatan ini.
5. 21-29 Juli: Erau Adat Kutai and International Folk Art Festival, Kalimantan Timur
Erau merupakan upacara adat warisan tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Erau berasal dari kata “eroh” yang berarti ramai, riuh, dan penuh sukacita. Dulunya, upacara adat hanya ini dilakukan untuk prosesi Tijak Tanah Aji Batara Agung Dewa Sakti atau untuk Raja Pertama Kerajaan Kutai.
Namun, seiring perkembangannya, upacara adat Erau dilakukan pada saat penobatan raja atau sultan dan putra mahkota, ulang tahun sultan, dan acara-acara lainnya yang dilaksanakan atas titah sultan.
6. 21-22 Juli: Matasora World Music Festival
Festival musik di Bandung ini Matasora World Music Festival merupakan pentas seni yang menampilkan berbagai macam genre. Tentunya mengakomodasi genre-genre lokal dan internasional. Festival musik ini mendukung para generasi milenial untuk berkesenian dan menyalurkan bakat positif.
7. 26-27 Juli: Festival Pesona Bunaken, Sulawesi Utara
Festival tahunan ini digelar di kawasan wisata Bunaken, Manado, Sumatera Utara. Selama sepekan, Manado akan ramai dengan beragam kegiatan di sekitar pantai dan pulau. Digelar lomba memancing di Pantai Megamas, lomba foto bawah laut, seni tari, dan seni musik. Ada pula pemilihan putra-putri Bunaken.
8. 29 Juli: Cheng Ho Festival Semarang, Jawa Tengah
Cheng Ho Festival digelar di Semarang. ini merupakan perayaan peringatan kedatangan Laksamana Cheng Ho (Sam Poo Tay Djien) di Kota Semarang ratusan tahun lalu. Patung Sam Poo Tay Djien di Semarang akan dikirab dari Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok menuju Klenteng Sam Poo Kong di Jalan Simongan, Semarang.
Ribuan warga biasanya ikut turun ke jalan dan ramai-ramai merayakannya. Bahkan bukan hanya warga keturunan Tionghoa saja yang berpartisipasi.
Artikel lain: Gulai Lokan, Pembangkit Selera Makan Di Painan