Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Air Terjun Bersuara Tambur di Curug Citambur

Pengunjung bisa menikmati air terjun yang ciamik di Curug Citambur dengan membayar tarif masuk Rp 10 ribu per orang.

5 Januari 2018 | 19.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua orang pengunjung melihat suasana air terjun curug Nangka di Bogor, Jawa Barat, 18 Juli 2016. Di kawasan curug Nangka juga terdapat dua curug lainnya yaitu curug Daun dan curug Kawung. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang menghabiskan malam pergantian tahun 2018 di tempat wisata alam. Salah satunya di Curug Citambur di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Curug, yang juga berarti air terjun, ini memanjakan wisatawan yang menyukai wisata alam. Cukup dengan membayar tarif masuk Rp 10 ribu per orang, pengunjung sudah bisa menikmati suasana alam yang ciamik. Sedikit informasi kenapa dinamai Curug Citambur, adalah air yang jatuh dari atas bukit itu bersuara seperti tambur, sehingga dinamai Citambur. Dalam bahasa Sunda, nama awalan "ci" artinya air, sedangkan tambur merupakan alat musik drum.

Baca juga: Air Terjun Simatobat, Pesona Tersembunyi di Mentawai

Air yang deras itu jatuh dari ketinggian sekitar 130 meter. Pohon-pohon yang rindang berada di atas bukit serta persawahan di bawahnya. Saat air terjun mengempas ke bawah, percikannya memantulkan kabut. Terkadang kabut itu terbawa angin dari lembah di bawahnya, sehingga menciptakan sensasi layaknya berada di alam khas tatar Priangan.

"Pengunjung yang datang ke Curug Citambur tidak hanya dari Cianjur, tapi juga dari Surabaya, Jakarta, dan Bandung," kata Komar, pengelola Curug Citambur.

Ada area berkemah bagi wisatawan yang memilih bermalam. Tak sulit mendapatkan air untuk memasak, karena pengunjung bisa mengambil dari aliran Curug Citambur. Jika memilih berendam juga tidak masalah.

Namun, sayangnya, keindahan Curug Citambur itu tidak dibarengi dengan prasarana jalan menuju lokasi pintu gerbang. Seperti jika mengambil jalur dari arah Cianjur Selatan, atau tepatnya dari Kota Kecamatan Pagelaran, pengendara mobil dan sepeda motor harus ekstra hati-hati dengan jalan yang sempit dan banyak lubang.

Bahkan kontur jalannya yang memiliki tanjakan ekstrem menguji nyali setiap pengendara, terlebih jika berpapasan dengan kendaraan roda empat. Mau tidak mau harus ada yang mengalah kalau tidak ingin terjerembap ke dasar jurang.

Khususnya di tanjakan yang dikenal oleh penduduk setempat dengan nama tanjakan guling sapi. Saat pengendara asyik mengikuti rute jalan yang menanjak, tiba-tiba di depan mata ada kelokan berbentuk huruf V dan di bawahnya jurang.

Uji adrenalin tidak hanya sampai di situ. Tepat di atas tanjakan guling sapi, ada bentuk V lagi. "Lumayan tegang lewat tanjakan guling sapi," kata salah seorang pengendara yang melintasi jalan itu.

Sedangkan dari arah Ciwidey, Kabupaten Bandung, pengendara akan melintasi turunan Lemah Nendeut, yang dianggap zona menegangkan. Tidak beraspal dengan kemiringan hampir 60 derajat. Demikian pula sebaliknya, ketika mengarah ke Ciwidey, pengendara harus bersiap-siap membawa kendaraannya untuk mendaki.

"Sebenarnya soal jalan sudah disampaikan kepada Pak Bupati Cianjur pas berkunjung ke Curug Citambur. Kalau jalannya sudah diperbaiki, pasti akan banyak lagi wisatawan yang datang," ujar Komar.

Jalan menuju Curug Citambur itu sebenarnya jalur alternatif bagi warga Cianjur Selatan yang hendak ke Bandung untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Jalan itu bisa memperpendek waktu tempuh. Mengingat jika ke Bandung harus ke Kota Cianjur dahulu, jarak perjalanan akan melambung jauh.

Warga Cianjur Selatan bisa menembus Sinumbra, perkebunan teh Ranca Bali, Kawah Putih, sampai Ciwidey. Bahkan, jika jalannya sudah diperbaiki, obyek wisata alam itu akan terkoneksi antara obyek wisata Situ Patenggang, Kawah Putih, pemandian air panas Cimanggu, dan bumi perkemahan atau penangkaran rusa Ranca Upas.

Rute untuk mencapai air terjun Curug Citambur itu bisa melalui arah Jakarta ke Cianjur dahulu, sampai di Terminal Pasir Hayam, belok ke arah kanan menuju Cibeber-Campaka-Sukanagara-Pagelaran. Sedangkan dari arah Kota Bandung bisa melalui Ciwidey-Ranca Bali-Sinumbra-Cipelah sampai lokasi.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus