Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Lomba Kereta Peti Sabun diwacanakan untuk digelar setiap tahun. Tidak tertutup kemungkinan juga ajang itu untuk mengembangkan teknologi kendaraan listrik. ”Mungkin tahun depan ada electric soap box sejalan dengan program pemerintah untuk energi terbarukan,” kata Ketua Panitia Kemal Panigoro, Ahad, 27 Agustus 2023.
Eksibisi Kereta Peti Sabun dengan Tenaga Listrik
Kereta peti sabun dengan tenaga listrik menurutnya bisa dilibatkan dalam bentuk eksibisi untuk pengenalan atau bisa langsung dilombakan. Rencana itu menurut Kemal untuk meningkatkan kreativitas peserta agar lebih tinggi dari kereta peti sabun sekarang yang tanpa mesin. “Misalnya mesin listrik atapnya solar panel. Saya yakin pemerintah akan support itu,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa rekan dari Institut Teknologi Bandung menurutnya akan membuat desain kereta peti sabun bertenaga listrik. Jika bisa terwujud, kata Kemal, nantinya lomba bisa digelar di jalan datar dengan banyak pilihan lokasi. Sementara kereta peti sabun sekarang yang tanpa mesin, sangat mengandalkan jalanan menurun agar bisa melaju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi ideal menurutnya di Jalan Sukajadi yang lebih terjal dan digunakan sejak lomba pada 1950 dan berlanjut hingga 1988. Karena itu pada lomba tahun ini dipasang ramp start setinggi tiga meter untuk meluncurkan kereta peti sabun peserta. Lokasi lomba di Jalan Diponegoro pada 25-27 Agustus 2023 menjadi catatan panitia. “Saya dengar dari peserta masih belum puas, kurang kenceng. Memang (jalannya) kurang turun,” kata Kemal.
Lomba Kereta Peti Sabun Diikuti 175 Peserta
Lomba gelaran organisasi Daya Mahasiswa Sunda atau Damas dan Ikatan Keluarga Besar Alumni SMPN 2 Bandung Angkatan 1983 itu menurutnya diikuti oleh 175 peserta dari Bandung, Jakarta, dan Cirebon. Selain balapan ada fun race yang menantang peserta dengan beberapa rintangan. Ide acara itu kata Kemal, terkait usia empat dekade ikatan alumni SMPN 2 Bandung angkatan 1983.
“Kita ingin mengangkat sesuatu yang sudah lama orang nggak pernah dengar tapi pernah jadi sesuatu dulu,” ujarnya.
Ketua Divisi Lomba Satrio Yudi Hartarto mengatakan, kompetisi itu mengutamakan poin dan kecepatan. Peserta lomba diberi kesempatan untuk mengumpulkan nilai selama dua hari. Hasil total perolehan nilai menjadi penentu para juara. Lomba terbagi tiga kelas yaitu anak, remaja, dan dewasa.
Juara pertama anak yaitu Demas Pratama, juara kedua M. Athar, dan juara ketiga Narada Amadio. Peringkat empat M.A. Azhis S (48), dan urutan ke lima Kevina Maiza (24). Di kelas remaja, juara pertama Muhamad Aryaditya Ariffin, juara kedua Muhammad Syu'ban Fadglur Rohman dan juara ketiga Muhamad Rizqi Raviansyah. Peringkat ke empat Keelia Evangeline Lesmana, urutan ke lima R. Moch. Gaizka Rizqi Garmada Wr.
Pada kelas dewasa, juara pertama Sintya Marisca, juara kedua Ferina Resy Alia Ferdamy, Alit S pemenang ke tiga. Urutan ke empat Ricky M. Taufik, ke lima Dhiandra Athhalla. Adapun pemenang kategori Fun Race, juara pertama Heri Legeriana, kedua Raffa Ridhan P., dan Bima juara ke tiga. Urutan ke empat Bagas Arya, ke lima Iklas Aditya.