Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, kini istilah New Normal atau tatanan baru akan diterapkan di Indonesia untuk menyikapi pandemi Covid-19. Musikus dan aktivis Melanie Subono memberikan pendapatnya mengenai New Normal yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Banyak negara lain udah terapin ini karena ga ada pilihan daripada makin kolaps setelah mereka mati matian ngidupin rakyat berbulan-bulan ditambah setelah rakyatnya pun nurut. Pas kita mau buka PSBB, gw spontan mikir 'Lah emang kapan kita PSBB, kapan pemerintah mati-matian hidupin rakyat, kapan rakyat nurut?' (Denger sering, prakteknya belum liat)," tulis Melanie di Instagramnya pada Kamis, 28 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengingatkan kalau yang dibicarakannya ini bukan merujuk pada mereka yang terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja. "Kalau tentang harga rakyat vs harga investor, udah kejawab sendiri lah. Patokan buka pertama di mana kepala negara mempersiapkan itu malah mall. Bukan yang berhubungan dengan rakyat yang ada di titik terendah mereka," tulis Melanie.
Tulisannya ini bukan untuk meluapkan kemarahannya, karena menurutnya itu akan menjadi tindak pidana nantinya. "Cuma mbo kalau emang dari awal bikin aturan main-main dan cuma biar keliatan kerja (biasanya besoknya berubah dan takut tegas). Hari ini bandara tutup, besok buka , lebaran no kumpul tapi pejabat bisa open house dll lah," tulis Melanie.Melanie Subono menunjukkan tato baru sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa yang menolak sejumlah rancangan undang-undang bermasalah. Instagram
Ia heran mengapa pemerintah membiarkan masyarakat semakin kesulitan perekonomiannya. "Tapi nyesek. Kenapa tuh nunggu rakyat jadi makin miskin dulu, banyak tenaga medis meninggal dulu, gw ga kerja 3 bulan. Kan dari awal aja bilang 'Kami ga akan tegas, ga akan tanggung full idup kalian jadi sok idup normal tapi suruh hati-hati lah," tulis Melanie.
Perempuan 43 tahun itu menyindir pemerintah pusat yang seakan tidak menganggap atau mengabaikan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah. "Kasian atuh kepala-kepala daerah yang biasa gw musuhin, kali ini mereka banyak bener tapi tiap putusan mereka, dipatahin pusat. Ngapain atuh mereka diadakan?" tulis Melanie.
Perempuan kelahiran Hamburg, Jerman itu lantas mengajak masyarakat untuk bersikap mandiri dan bertanggung jawab atas hidupnya masing-masing. Melanie juga tidak peduli apakah pandemi ini adalah konspirasi atau bukan karena menurutnya yang terpenting saat ini adalah fokus pada korban yang terdampak.
"Oh well, selamatkanlah diri kalian sendiri, karena ya gitu deh. Hidup aja yang aman, bersih dan bekerja biar ga usah nunggu bantuan atas. Ini konspirasi/ bukan ? I don’t care. Sama kayak bumi datar dll kalau pun iya atau gak , tetep aja orang sakit, banyak orang ga bisa makan dan itu fokus gue. Bukan buang waktu cari tau soal itu," tulis Melanie.
Membaca unggahan tersebut, banyak netizen yang setuju dengan pendapat Melanie Subono. Menurut mereka apa yang diungkapkan oleh Melanie adalah benar. "Akhirmya kata hatiku tersampaikan. Terima kasih Mel," tulis akun @mayaoriga. "Kata-kata nya ga pake nge-gas, ga pake marah-marah ala Melani yang kemarin. Tapi kok lebih jleb yak. Pedes! Baru kali ini gw sepakat sama perempuan ini," tulis akun @df.norris. "Setuju bgt kak skrg lebih baik lindungi diri dan keluarga masing2 semoga sehat terus kak," tulis akun @nitnot3a.
MARVELA