Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Baru Sepekan, Layar Penutup Panorama Gunung Fuji di Jepang Sudah Dilubangi Orang Iseng

Banyak warga mengeluhkan pengunjung yang membuang sampah dan masuk tanpa izin saat memotret Gunung Fuji dari tempat tersebut.

28 Mei 2024 | 18.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah layar hitam berukuran besar dipasang untuk menghalangi wisatawan nakal mengambil foto Gunung Fuji dengan toko serba ada di depannya, di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi di Jepang. Baru sepekan dipasang, layar tersebut sudah dilubangi. Menurut Japan Today, terdapat sepuluh lubang kecil ditemukan pada layar tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Layar tersebut dipasang karena pariwisata berlebihan atau overtourism. Banyak warga mengeluhkan pengunjung asing yang membuang sampah sembarangan, masuk tanpa izin, dan melanggar peraturan lalu lintas. Layar yang terbuat dari jaring hitam tersebut bertujuan membubarkan kerumunan wisatawan di trotoar sempit di seberang jalan dari sebuah toko serba ada, Lawson, kata seorang pejabat kota.

Soal Tata Krama 

Meski ada petugas keamanan yang berjaga antara pukul 10.00 hingga 16.00, lubang-lubang kecil tersebut tampaknya dibuat orang iseng pada pagi atau sore hari saat tidak ada petugas yang melihat, katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang turis berpose dengan latar belakang Gunung Fuji di dekat gerai Lawson di kota Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi, Jepang, 21 Mei 2024. Adanya spot foto yang populer tersebut menjadi salah satu faktor Jepang sempat mengalami kondisi overtourism. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

"Ini soal tata krama. Sayang sekali," katanya mengenai lubang-lubang tersebut, yang cukup besar untuk dimasuki jari namun mungkin terlalu kecil untuk menangkap gambar gunung berapi berselimut salju yang muncul dari belakang toko tersebut.

"Saya mencoba memasang kamera di salah satu lubang. Apakah saya mengambil gambar yang bagus? Bahkan, menurut saya jaringnya masuk ke dalam bingkai," kata pejabat tersebut.

Sejak jaring berukuran 2,5 kali 20 meter dipasang pada Selasa, sudah ada beberapa orang yang datang untuk melihat sendiri layarnya. “Tetapi kami telah mencapai tujuan untuk mencegah orang-orang tetap tinggal di sana.”

Petunjuk Tempat Alternatif Memotret Gunung Fuji

Kota ini, yang berada di samping danau vulkanik yang indah, kini berencana untuk memasang kode QR pada pembatas untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata lainnya di daerah tersebut, termasuk tempat alternatif untuk mengambil foto Gunung Fuji.

Jika toko tersebut tak lagi jadi tujuan turis yang tidak beretika, kota tersebut berencana melepaskan layarnya. 

Rekor Wisatawan Mancanegara

Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang mencapai rekor tertinggi, dengan jumlah pengunjung bulanan yang melebihi 3 juta untuk pertama kalinya pada Maret dan April. Namun, kedatangan wisatawan dalam jumlah besar ini tidak disambut baik karena dianggap mengganggu penduduk lokal

Di ibu kota kuno Jepang, Kyoto, penduduk setempat mengeluhkan adanya turis yang melecehkan geisha terkenal di kota tersebut. Jaur pendakian Gunung Fuji juga dianggap terlalu ramai sehingga membahayakan turis dan lingkungan. Jadi, pendaki yang menggunakan rute paling populer untuk mendaki Gunung Fuji musim panas ini akan dikenakan biaya ¥2.000 atau sekitar Rp205 ribu per orang ditambah donasi opsional ¥1.000 atau Rp103 ribu per orang dengan jumlah tiket masuk dibatasi hingga 4.000 per hari. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus