Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengetahui Adipati Dolken tergila-gila dengan fotografi, ia diajak oleh temannya untuk membuat majalah travel. Bagaimana dia mengelolanya?
Baca juga: Apa Yang Membuat Adipati Dolken Jatuh Cinta pada Sumba?
Ajakan itu direspons oleh Adipati. “Nama majalahnya Travelink yang terbit empat bulan sekali. Majalah ini terbentuk pada tahun 2016,” beri tahu Adipati.
Walhasil Adipati Dolken belakangan ini disibukkan mengurus majalah traveling yang ia dirikan bersama tiga temannya. Bukan pekerjaan mudah.
Terbitan perdana majalah Travelink yang dikelola Adipati Dolken bersama beberapa temannya mengangkat pariwisata daerah Maluku. Untuk edisi kedua mengeksplorasi tempat wisata hingga kuliner di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
"Saat ke Aceh saya ditunjuk sebagai pimpinan kreatif," cetus Adipati yang berposisi sebagai penulis, fotografer, dan videografer dalam susunan organisasi tim redaksi majalah tersebut.
Tidak hanya memikirkan konten, Adipati juga harus mencari produk-produk atau perusahaan yang mau beriklan di majalah itu.
“Biaya untuk mencetak majalah itu mahal jadi memang butuh iklan yang banyak,” aku Adipati.
Saat ini majalah travel-nya dicetak sebanyak 3.000 eksemplar per edisi tersebut bisa didapatkan gratis di beberapa titik, salah satunya di dalam kereta cepat Bandara Soekarno – Hatta.
TABLOIDBINTANG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini