Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Blake Lively Rekrut Eks CIA untuk Hadapi Sengketa Hukum dengan Justin Baldoni

Blake Lively merekrut mantan pejabat CIA untuk menangani strategi komunikasi dalam sengketa hukumnya dengan Justin Baldoni yang kian memanas.

4 Maret 2025 | 20.23 WIB

Blake Lively dan Justin Baldoni. Foto: Instagram
Perbesar
Blake Lively dan Justin Baldoni. Foto: Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Blake Lively tak hanya mengandalkan pengacara dalam sengketa hukumnya dengan Justin Baldoni. Aktris kenamaan Hollywood itu kini menggandeng Nick Shapiro, mantan deputi kepala staf CIA dan penasihat Direktur CIA era Obama, John Brennan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun CIA (Central Intelligence Agency) adalah badan intelijen utama Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas pengumpulan, analisis, dan operasi rahasia terkait keamanan nasional di tingkat internasional. Shapiro direkrut untuk menangani strategi komunikasi dalam kasus yang melibatkan tuduhan pelecehan seksual dan pembalasan terhadap Lively di Pengadilan Distrik Selatan New York. 

“Tim litigasi Lively merekrut Shapiro untuk memberikan saran mengenai strategi komunikasi hukum dalam gugatan yang sedang berlangsung,” kata tim hukumnya dari firma Willkie Farr & Gallagher, dikutip dari Variety. Menurut laporan ENews, langkah ini muncul sepekan setelah publisis Lively, Leslie Sloane—yang juga digugat Baldoni bersama sang aktris dan suaminya, Ryan Reynolds—meminta pengadilan mencabut namanya dari perkara. 

Blake Lively vs Jusin Baldoni Saling Gugat di Hollywood

Kasus bermula ketika Lively mengajukan surat ke Pengadilan Distrik Selatan New York pada Desember lalu. Ia menuduh Baldoni melecehkannya saat produksi It Ends With Us pada 2023. Lively juga mengklaim sutradara itu melancarkan kampanye pencemaran nama baik terhadapnya pada 2024. Laporan The New York Times yang mengangkat tuduhan ini kemudian memicu perang hukum di Hollywood. 

Pada malam Tahun Baru, Baldoni dan sembilan orang lainnya, termasuk publisis krisisnya Melissa Nathan, menggugat The New York Times senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,87 triliun atas pencemaran nama baik. Lively membalas dengan menggugat Baldoni dan timnya karena dianggap melanggar hukum federal dan California dengan membalas dendam atas pelaporan pelecehan seksual dan masalah keselamatan kerja.

Baldoni lalu mengajukan gugatan baru terhadap Lively dan Ryan Reynolds senilai US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun atas tuduhan pemerasan sipil dan pencemaran nama baik. Gugatan lain kemudian datang dari Stephanie Jones, mantan publisis Baldoni, yang menuntut sang sutradara dan Nathan atas pelanggaran kontrak.

Jones menyerahkan pesan teks kepada tim hukum Lively setelah keluar dari perusahaan Baldoni pada Agustus 2024. Di Texas, pengusaha digital Jed Wallace ikut menggugat Lively atas pencemaran nama baik. Ia mengklaim mengalami kerugian jutaan dolar setelah Lively menuduhnya menggerakkan ‘tentara digital’ atau buzzer untuk mencemarkan namanya pada Agustus tahun lalu. 

Lively Rekrut Eks CIA

Masuknya Nick Shapiro dalam tim Lively menambah bumbu dalam drama hukum ini. Firma PR krisisnya, 10th Avenue Consulting, didirikan pada 2015 setelah ia meninggalkan pemerintahan. Ia pernah menangani krisis nasional seperti pandemi H1N1, penembakan di Sandy Hook, tumpahan minyak di Teluk Meksiko, hingga bencana Fukushima. 

Tapi rekam jejak Shapiro tak lepas dari kontroversi. Ia termasuk dalam 51 mantan pejabat intelijen yang menandatangani surat terbuka pada 2020, yang menyebut laptop Hunter Biden memiliki “ciri khas operasi informasi Rusia”—klaim yang kemudian menuai kritik. Pilihan Lively untuk merekrut Shapiro terbilang menarik, mengingat sengketa ini tak berkaitan dengan politik. 

Namun, penggunaan PR krisis bukan hal baru di Hollywood. Yang ironis, tim Lively dulu sempat mengkritik langkah Baldoni yang memakai jasa serupa menjelang perilisan It Ends With Us musim panas lalu. Saat itu, media dan netizen bertanya-tanya mengapa Lively dan Baldoni tak pernah muncul bersama dalam promosi film, bahkan absen dari pemutaran perdana pada 6 Agustus. 

VARIETY | ENEWS

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus