Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Koteka adalah pakaian tradisional suku-suku di pegunungan tengah Papua. Pertanyaan yang menarik adakah, bolehkah orang non-Papua mengenakan koteka?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, jawaban tentu saja boleh. "Koteka sama halnya dengan baju batik," kata Hari Suroto kepada Tempo, Selasa 15 Desember 2020. Pakaian batik dikenal sebagai busana tradisional masyarakat Jawa dan siapapun boleh memakainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitu juga dengan koteka. Koteka bisa dan boleh dipakai oleh pria manapun. Koteka sebagai pakaian tradisional dapat dikenakan pada peringatan hari-hari besar nasional di Jakarta atau kota besar lainnya.
Festival Budaya Lembah Baliem Sekelompok warga papua mempertunjukkan atraksi tarian perang-perangan pada pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-25 di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, Jumat (7/8). (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra)
Jika wisatawan ingin merasakan pengalaman berbeda dengan memakai koteka, Hari Suroto menyarankan agar memakainya saat berlangsung Festival Budaya Lembah Baliem setiap Agustus. Dalam festival itu, wisatawan dapat mengenakan koteka sambil menari perang-perangan dengan suku Dani.
Wisatawan juga bebas memotret Suku Dani yang memakai koteka saat sedang menari di Festival Budaya Lemban Baliem. Lebih bagus jika foto pria berkoteka dengan latar belakang rumah honai.
Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, membolehkan mahasiswanya memakai koteka di ruang kuliah. "Ini merupakan bagian dari pelestarian budaya karena saat ini hanya generasi tua suku-suku pegunungan tengah Papua yang masih mengenakan koteka," kata dia.