Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harajuku selalu menempati posisi paling atas, bila wisatawan bertandang ke Tokyo. Distrik mode yang terkenal secara internasional itu, menawarkan gaya berpakaian yang berani, antikemapanan, dan pemberontakan. Harajuku, dalam industri mode, merupakan kiblat mode yang out of the box. Dan tentu saja, di wilayah itu juga muncul kuliner yang unik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, bagaimana dengan mereka yang baru menginjak Tokyo? Pertanyaan pertama-tama adalah di mana Harajuku? Secara geografis, Harajuku mengacu pada area di sekitar Stasiun Harajuku, antara dua stasiun terkenal lainnya - Shinjuku dan Shibuya - di jalur kereta komuter Yamanote Tokyo. Sesampai di wilayah itu, banyak hal yang menarik yang membentang sepanjang berkilo-kilometer. Berikut destinasinya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Takeshita Street
Hal pertama yang ingin Anda lakukan adalah tersedot ke dalam pusaran Takeshita Street. Inilah jalanan yang dipenuhi pusat pertokoan, dengan pejalan kaki yang padat – bahu bertemu bahu. Lokasinya persis di sebelah Stasiun Harajuku. Di akhir pekan, di sinilah anak-anak muda dengan pakaian yang dipengaruhi cosplay mendemonstrasikan rancangannya.
Di jalanan itu, wisatawan bisa menemukan permen kapas pelangi yang lebih besar dari kepala dan deretan toko-toko yang dirancang khusus untuk kaum muda urban. Dengan panjang sekitar 400 meter, Takeshita Street adalah pusat mode dan hiburan remaja di Tokyo. Pedesterian Takeshita merupakan tempat terbaik untuk mencoba stan foto purikura dan mengamati tren cosplay terbaru - dari gothic Lolita hingga cyberpunk.
Pusat perbelanjaan Harajuku ALTA menyediakan beragam pakaian wanita dan pakaian vintage. Sedangkan retro 3 Biki no Koneko di lantai dua sangat disukai di kalangan fashionista.
Sera (kanan) dan Riri berpakaian bergaya Lolita yang dipengaruhi oleh gaya Victoria, berjalan ke daerah perbelanjaan Harajuku di Tokyo, Jepang pada 15 Maret 2018. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Cat Street
Bila Takeshita Street terlalu padat, cobalah Cat Street yang lebih santai untuk berjalan-jalan dan berbelanja, dengan toko-toko yang berfokus pada merek kelas atas. Ada beberapa teori tentang bagaimana koridor berkelok-kelok antara Harajuku dan Shibuya ini mendapat sebagai Cat Street, ya jalan kucing.
Menurut beberapa orang, jalan itu dulunya adalah rumah bagi sejumlah besar populasi kucing liar. Yang lain mengklaim nama jalan kecil itu merujuk pada ungkapan Jepang "dahi kucing," yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang kecil. Tapi, jalanan di sini terlalu mewah bila dikaitkan dengan kucing.
Di sini, terdapat butik RagTag untuk membeli barang-barang bekas milik para desainer. Sementara
Harajuku Chicago menawarkan berbagai macam pakaian vintage, termasuk mantel tim baseball dan kimono tradisional.
Roastery by Nozy Coffee di Cat Street menyajikan cronuts yang baru digoreng dan kopi asli menggunakan kacang panggang ala rumahan, sedangkan WaraTako menyediakan takoyaki (bola cumi goreng). Itulah kuliner yang tak bisa dilewatkan dari Cat Street.
Omotesando Avenue
Destinasi wisata belanja lainnya adalah Omotesando Avenue, jalan raya protokol besar dengan pepohonan yang bersimpangan dengan Harajuku dan dipenuhi dengan ratusan toko dan restoran.
Ini adalah rumah bagi salah satu butik paling khas di daerah ini: Sukajyan Dept. Lalu ada toko jaket yang penuh dengan karya desainer Ken Kakinuma – karyanya dibanggakan selebritas macam Conan O'Brien dan Kanye West.
Langkah selanjutnya adalah menikmati Tokyu Plaza Omotesando Harajuku. Di sinilah Anda akan menemukan pintu masuk yang terbuat dari prisma cermin, dan selalu menjadi spot foto penting dalam Instagram. Dan akhirnya, Laforet Harajuku, salah satu department store paling trendi di Tokyo, yang menawarkan berbagai pilihan label mode Jepang.
Tokyu Plaza Omotesando Harajuku terkenal dengan pintu cerminnya yang terbuat dari prisma. Inilah salah satu spot menarik di Omotesando Avenue. Foto: Chris McGrath/CNN Travel
Kuil Meiji
Kuil Meiji adalah tempat yang bagus untuk bersantai setelah Anda hanyut dalam pusaran urban Harajuku. Kuil ini terletak di Taman Yoyogi, hutan kota yang membentang seluas 70 hektar, daerah ini populer dengan para pelari, pecinta alam (setidaknya ada 100.000 pohon) dan para peziarah.
Kuil Meiji, dibangun pada tahun 1920, yang didedikasikan untuk Kaisar Meiji dan Permaisuri Shoken – setelah mereka meninggal dunia. Kompleks ini hancur selama Perang Dunia II, lalu dibangun kembali.
Pengunjung berjalan melalui dua gerbang torii yang mengesankan sebelum tiba di kompleks utama, yang merupakan area berdoa, memberikan persembahan, dan membeli jimat. Saat berada di sana, pastikan singgah di Museum Meiji Jingu, yang didesainb oleh arsitek terkenal Jepang Kengo Kuma.
Museum itu dirancang untuk menyatu dengan lingkungan berhutannya, museum ini menampilkan artefak budaya yang penting dan baru dibuka pada 26 Oktober 2019.
Gerbang tori superbesar yang menjadi pemisah antara keramaian khas Shinjuku dan Shibuya dengan ketenangan kuil Shinto, Meiji Jingu di Tokyo. (gotokyo.org)