Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Berburu cinderamata unik dengan harga miring di Yogyakarta bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan mendatangi langsung pusat produksinya yang tersebar di berbagai sentra produksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti Kotagede yang terkenal kerajinan peraknya, Manding yang terkenal kerajinan kulitnya, Imogiri yang terkenal dengan batiknya atau Kasongan yang terkenal dengan gerabahnya. Namun, saat ini, ada satu lagi tempat untuk berburu cinderamata unik di Yogyakarta, berupa Galeri Produk Daur Ulang Sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Galeri ini berada di gedung Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta namun pengelolaan galeri tersebut dilakukan Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta. Di galeri ini, dipajang berbagai kerajinan unik hasil daur ulang sampah yang menarik dikoleksi. Mulai dari cover lampu, pigura, tas dan banyak perabot lain untuk fungsi keseharian.
"Jika masyarakat ingin membeli produk daur ulang sampah tersebut, bisa mengakses berbagai produk tersebut secara daring maupun luring," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto saat meluncurkan galeri itu, Senin, 31 Oktober 2022.
Secara virtual, galeri produk daur ulang bank sampah itu ditampilkan di website forum bank sampah forumbs.jogjakota.go.id.
Sugeng mengatakan peluncuran galeri ini dalam upaya turut mengurai dan menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Selain galeri produk daur ulang, diluncurkan Klinik Bank Sampah Kota Yogyakarta.
Klinik Bank Sampah sendiri berfungsi untuk memastikan seluruh bank sampah di kota Yogyakarta dalam kondisi sehat alias menjalankan peran mengelola sampah agar tak menjadi persoalan melainkan menjadi keuntungan. "Hingga saat ini di Kota Yogya terdapat 565 bank sampah, namun
yang kondisinya sehat ada 481 bank sampah," kata Sugeng.
Sugeng mengaku di Kota Yogyakarta, permasalahan sampah diakibatkan karena keterbatasan lahan. Sebab, Kota Yogyakarta relatif belum juga memiliki Tempat Pembuangan Akhir atau TPA sendiri sehingga sangat bergantung pada TPA Piyungan di Kabupaten Bantul.
Padahal berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, pada semester dua tahun 2021 menunjukkan bahwa timbunan sampah di Kota Yogyakarta kini sudah sebanyak 119.501,69 ton per tahunnya. Sementara jumlah sampah yang bisa dikelola sebesar 118.820,53 ton per tahun, dan jumlah sampah yang tidak terkelola sebesar 681,16 ton pertahun.
"Artinya masih ada 1,87 ton sampah per hari yang masih belum terkelola di Kota Yogyakarta," kata Sugeng.
Dari data tersebut dapat dilihat potensi timbunan sampah di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun juga selalu meningkat. Pada 2025, potensi timbunan sampah di Kota Yogya diprediksi akan mencapai 149.993 ton per tahun.
Untuk itu harus diimbangi dengan target pengurangan dan penanganan sampah yang juga harus meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya dengan solusi kreatif dan mempunyai nilai, seperti pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi sebagai cinderamata.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengungkapkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta saat ini dengan mengoptimalkan pengembangan sarana dan prasarana sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R). "Tapi di Kota Yogyakarta, TPS3R ini baru mampu mengolah sampah sebanyak 18,42 persen dari jumlah sampah yang masuk," kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.