Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian massal yang sulit dijelaskan, biasanya tudingan selalu diarahkan kepada makhluk astral atau kemarahan para dewa. Di Distrik Chamoli di negara bagian Uttarakhand, India, terjadi kematian massal yang misterius. Butuh 62 tahun untuk memecahkan misteri kematian 200 orang di Danau Tengkorak Roopkound.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bermula pada tahun 1942, sebagaimana dinukil dari Atlas Obscura -- seorang penjaga hutan Inggris di Roopkund, menemukan fakta yang mengkhawatirkan. Di ketinggian sekitar 16.000 kaki di atas permukaan laut, di dasar sebuah lembah kecil, terdapat danau beku yang benar-benar penuh dengan kerangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada musim panas itu, es yang mencair memperlihatkan sisa-sisa kerangka yang lebih banyak. Tulang-belulang itu mengambang di air dan berbaring sembarangan di sekitar tepi danau. Tampaknya, sesuatu yang mengerikan telah terjadi di sekitar danau itu.
Saat itu, Jepang memang sedang menjarah Asia. Wajar, dugaan ratusan tengkorak itu adalah sisa-sisa tentara Jepang yang telah meninggal, karena bencana atau sebab lain saat menyelinap melalui India. Pemerintah Inggris, takut akan invasi balatentara Jepang.
Tumpukan tengkorak di Danau Tengkorak Roopkound. Mulanya dikira tulang belulang balatentara Jepang yang menyusup ke India. Foto: Schwiki/Wikimedia
Mereka pun mengirim tim penyelidik untuk mengetahui, mungkinkah tulang-tulang itu adalah pasukan Jepanh. Namun setelah diperiksa mereka menyadari tulang-tulang ini bukan dari tentara Jepang — usia tulang sudah terlalu tua.
Jelas bahwa tulang-tulang itu memang sudah sangat tua. Daging, rambut, dan tulangnya sendiri telah diawetkan oleh udara yang kering dan dingin. Tetapi para penyelidik masih belum menemukan, mereka manusia dari tahun berapa.
Lebih dari itu, mereka tidak tahu penyebab atau sesuatu yang telah menewaskan lebih dari 200 orang di lembah kecil itu. Banyak teori yang dikemukakan termasuk epidemi, tanah longsor, dan ritual bunuh diri. Selama beberapa dekade, tidak ada yang bisa menjelaskan misteri Danau Tengkorak atau Skeleton Lake itu.
Namun, ekspedisi tahun 2004 ke situs tersebut, akhirnya mengungkapkan misteri apa yang menyebabkan kematian orang-orang itu. Jawabannya lebih aneh daripada dugaan siapa pun. Ternyata, semua mayat berasal dari sekitar tahun 850 Masehi.
Bukti DNA menunjukkan bahwa ada dua kelompok yang berbeda. Kelompok pertama adalah satu keluarga atau suku individu yang terkait erat. Sementara kelompok kedua adalah penduduk lokal, dengan perawakan lebih kecil, lebih pendek. Kelompok kedua kemungkinan dipekerjakan sebagai kuli dan pemandu.
Selain ratusan tengkorak, juga ditemukan cincin, tombak, sepatu kulit, dan tongkat bambu. Para ahli percaya bahwa kelompok itu terdiri dari peziarah yang menuju lembah dengan bantuan penduduk setempat.
Semua mayat telah mati dengan cara yang sama: mereka terkena pukulan di kepala. Namun, retakan dalam namun kecil pada tengkorak itu, tampaknya bukan akibat senjata. Melainkan karena sesuatu berbentuk bulat. Tubuh-tubuh itu juga hanya memiliki luka di kepala mereka, dan pundak seolah-olah semua serangan yang mematikanberasal dari atas. Apa yang telah membunuh mereka semua, baik peziarah maupun para pemandu atau portir?
Di antara wanita Himalaya ada lagu tradisional kuno dan membudaya. Liriknya menggambarkan seorang dewi yang sangat marah pada orang luar, yang mencemari tempat perlindungan di gunungnya. Sehingga dia menghujani mereka dengan batu-batu "keras seperti besi."
Setelah banyak penelitian dan pertimbangan, ekspedisi tahun 2004 sampai pada kesimpulan yang sama. Semua dari 200 orang itu, meninggal karena hujan es yang mendadak dan parah. Saat hujan es, mereka terperangkap di lembah tanpa tempat untuk bersembunyi atau mencari perlindungan. Kepala mereka lalu dihajar es sebesar bola kriket "keras seperti besi" berdiameter 23 cm.
Danau Tengkorak Roopkound, sepenuhnya beku pada musim dingin. Foto: Ashokyadav739/Wikimedia
Bongkahan es itu, turun dengan jumlah ribuan yang mengakibatkan kematian tiba-tiba para pelancong. Sisa-sisa tubuh mereka berbaring di danau selama 1.200 tahun sampai penemuan pada 1942.
Bila Anda ingin ke Danau Tengkorak Roopkound, butuh perjalanan 3-4 hari dari Kota Gwaldum di Distrik Chamoli. Danau Tengkorak itu ditutupi dengan es hampir sepanjang tahun.