Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Blitar - Tak perlu mengeluarkan bujet ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk belajar menjadi seniman cokelat. Di Kampung Coklat, Blitar, para pengunjung hanya perlu mengeluarkan kocek Rp 5.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Menikmati Cokelat Asli dari Gunung Api Purba
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktivitas murah meriah ini dinamai cooking class. Cooking class merupakan salah satu paket wisata yang tersedia di Kampung Coklat. Di sana, pengunjung dapat menjajal sensasi melukis di atas media cokelat batangan.
Coklat yang digunakan adalah jenis original. Ukurannya kira-kira 3x4 sentimeter dan berbentuk menyerupai simbol hati. Di atasnya, pengunjung dapat memberi ornamen atau lukisan seuai dengan keinginan. Krim warna-warni yang terbuat dari bahan coklat putih menjadi tinta lukisnya.Pengunjung sedang berbelanja aneka kuliner coklat di Gallery Coklat yang diproduksi wisata Kampung Coklat Blitar. Foto : Hari Tri Wasono
Direktur Operasional Kampung Cokelat Akhsin Alfatar mengatakan biaya Rp 5.000 tersebut digunakan sebagai uang ganti coklat batang dan krim. “Jadi anggap saja pengunjung membeli cokelatnya,” tuturnya saat ditemui di Kampung Coklat, Jalan Banteng Nomor 18, Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur, pada Minggu, 21 Januari 2018.
Dalam proses melukis coklat, pengunjung bakal didampingi tentor atau koki yang merupakan karyawan Kampung Coklat. Mereka akan mengajari cara menorehkan krim ke media lukis dan membentuk ornamennya.
Proses melukis coklat berlangsung kira-kira 15 menit. Setelah selesai, coklat tersebut dibekukan di lemari penyejuk. Kemudian, pengunjung boleh memilih, akan dimakan langsung atau dikemas menjadi oleh-oleh buat orang terkasih.
Kampung Coklat adalah salah satu alternatif wisata edukasi yang tergolong baru di Blitar. Wahana wisata seluas 5 hektare itu baru dibuka pada akhir 2014. Pemiliknya, H. Kholid Mustafa, yang sebelumnya adalah pengusaha unggas, banting stir sebagai pebisnis kakao lantaran bangkrut.
Selain belajar menjadi pelukis coklat, pengunjung dapat berwisata lidah dengan menjajal beragam kuliner yang juga terbuat dari cokelat, menonton sejarah pembangunan Kampung Coklat di bioskop mini, dan berfoto di spot-spot Instagramable yang terdapat di berbagai sisi dengan properti yang disediakan.
Para turis dapat pula melihat langsung pohon-pohon kakao yang tumbuh di sekitar kawasan wisata tersebut.
Tentu saja, sebelum pulang, pengunjung bisa berbelanja cokelat sepuasnya dengan harga yang dibanderol mulai Rp 5.000. Biaya masuk tempat ini cukup murah, yakni Rp 5.000 buat semua usia.
Untuk menuju ke sini, pelancong bisa memanfaatkan angkutan umum bernama Angling, yang mirip bajaj, dari Stasiun Kereta Api Blitar. Biayanya Rp 120-150 ribu.
Pilihan lain adalah naik ojek. Biayanya tergantung negosiasi. Rata-rata Rp 30-50 ribu. Atau, kalau tak mau repot, bisa juga menyewa mobil dengan tarif Rp 100-300 ribu.
Disarankan untuk tidak datang saat hari Minggu atau hari libur nasional kalau tak mau berdesak-desakan. Sebab, pengunjung yang datang umumnya tercatat mencapai 15 ribu orang dalam sehari pada saat tanggal merah.
Kampung Coklat beroperasi setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 17.00.
Baca juga: Trik Menginap Murah di Hotel Bintang 5