Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Ini Target Penyerangan Terduga Teroris yang Dicokok di Blitar

Sejak sepekan sebelumnya, personel TNI dan Polri sering menanyakan aktivitas dokter penghuni rumah kontrakan, yang kemudian diketahui terduga teroris.

14 Juni 2018 | 16.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anggota Polres Tasikmalaya Kota berjaga saat penggeledahan di rumah terduga teroris di kawasan Aboh, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 29 Mei 2018. Densus 88 mengamankan anak panah, golok besar, senapan angin, buku berisi jihad, dan dokumen serta laptop dari satu rumah pribadi dan dua rumah kontrakan warga berinisial GL, DD, dan AJ, yang terduga terlibat jaringan teroris. ANTARA/Adeng Bustomi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera menuturkan lima terduga teroris yang ditangkap tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Blitar, Rabu malam, 13 Juni 2018, akan menyerang institusi-institusi vital di Blitar. "Aksi teror menyasar polsek, polres, dan sejumlah bank yang ada di Blitar," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal masih irit memberikan keterangan lanjutan perihal penangkapan itu. "Masih didalami, diselidiki," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Densus 88 menangkap tiga penduduk Kecamatan Talun, satu orang di Kecamatan Gandusari, dan satu orang di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Rabu malam.

Kepala Lingkungan Bajang, Kecamatan Talun, Mislan, mengatakan polisi menahan seorang dokter berinisial NH, yang mengontrak rumah milik Nanang, seorang pengusaha pupuk. "Kontrak (rumah) sekitar tiga tahun. Namun keluarga itu tertutup," ucapnya di Blitar pada Rabu malam.

Mislan mengaku tidak terlalu akrab dengan pengontrak rumah yang berpraktik bekam itu. Namun ia curiga dengan aktivitas di rumah itu. Sejak sepekan sebelumnya, personel Tentara Nasional Indonesia dan Polri sering datang ke rumahnya menanyakan aktivitas serta riwayat pemilik rumah kontrakan tersebut. "Jadi, satu pekan sebelum kejadian ini, ada koramil dan polisi tanya tentang bagaimana orang yang mengontrak rumah itu, tanya juga orangnya ada atau tidak," tutur Mislan.

Mislan makin terkejut setelah tim Densus 88 datang ke rumah kontrakan terduga teroris itu. Ia tidak menduga penghuni rumah akan terkait dengan perkara hukum. "Saya kaget dengan kejadian ini. Tapi sebelumnya ada petugas yang sudah tanya, ternyata ini. Jadi saya hanya memantau saja," katanya.

ANDITA RAHMA | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus