Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Seekor buaya jenis muara atau Crocodilus porosus dengan panjang tubuh sekitar 2,5 meter mendadak muncul di pinggir sungai di Kampung Bener, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Jumat 29 November 2024. Belum diketahui persis bagaimana buaya berjenis kelamin betina itu tiba-tiba berada di lokasi kawasan padat penduduk tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim dari Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Tegalrejo Kota Yogyakarta yang markasnya dekat area itu pun langsung dikerahkan untuk mengevakuasi buaya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keberadaan buaya ini awalnya dari laporan warga sekitar, saat kita cek ternyata posisi hewan itu ada di pinggir sungai, di dekat RTH (ruang terbuka hijau)," kata Komandan Regu Damkarmat Pos Mojo, Kota Yogyakarta, Perirula, Jumat.
Perirula menuturkan, butuh sekitar empat petugas untuk mengevakuasi buaya yang diperkirakan berbobot 100 kilogram lebih itu dengan usia diperkirakan tujuh tahunan. "Belum diketahui asalnya, namun dari informasi warga kemungkinan itu hewan peliharaan, namun belum diketahui siapa pemiliknya," ujar dia.
Dalam proses evakuasi, Perirula mengaku timnya sempat mengalami kesulitan karena mereka pertama kali menangani temuan buaya di Kota Yogyakarta. "Buaya itu juga berontak, sempat lari juga, sampai butuh waktu setengah jam untuk mengevakuasinya dengan tali," kata dia.
Setelah dievakuasi buaya itu untuk sementara ditempatkan di markas Damkarmat, sambil melapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Yogyakarta.
Adapun Kepala BKSDA Yogyakarta, Lukita Awang Listyantara menuturkan, buaya muara tersebut akan dipindahkan atau translokasi ke Unit Penyelamatan Satwa (UPS) Stasiun Flora Fauna Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
Stasiun Flora Fauna Bunder sendiri merupakan tempat transit flora fauna dan menjadi lokasi penyelamatan satwa tak terkecuali satwa sitaan. Bunder sendiri merupakan satu kawasan di Gunungkidul yang terkenal dengan hutan asrinya. "Sebelum proses translokasi ke Bunder, buaya tersebut akan mendapatkan perawatan lebih lanjut," kata dia.
Translokasi buaya ini sebagai upaya konservasi untuk merehabilitasi satwa agar dapat beradaptasi kembali dengan perilaku alaminya sebelum dilepaskan ke habitat aslinya.
BKSDA Yogyakarta sendiri telah berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta untuk merunut asal usul buaya itu. Namun, ada dugaan bahwa buaya tersebut merupakan hewan piaraan dari seseorang berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
"Dugaan sementara buaya tersebut merupakan kepemilikan dari seseorang, melihat kondisi fisiknya yang bersih dan gemuk, berbeda dengan buaya liar yang seharusnya terlihat kotor," ujar dia.
Atas temuan buaya di pusat Kota Yogyakarta itu, BKSDA Yogyakarta kembali menekankan pentingnya pemahaman kepada publik mengenai kepemilikan dan perdagangan satwa liar yang dilindungi yang merupakan tindakan ilegal. "Masyarakat perlu diedukasi mengenai dampak bahaya yang mungkin ditimbulkan akibat dari perdagangan satwa liar dilindungi tersebut," kata dia.