Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Panampilan Nur Anani M. Irman (Nani) yang membawakan Tari Topeng Losari dari Cirebon memukau sekitar 400 penonton di gedung teater ASIEM, Association Immobili et de l`cole Militaire, Paris, akhir pekan kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra kepada Antara London, Selasa, 5/11, mengatakan kehadiran grup tari topeng asal Cirebon ini adalah dalam rangka Festival Europalia Indonesia yang diresmikan Wapres Jusuf Kalla di Brusel, Oktober lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain tampil di acara pembukaan Festival Europalia Indonesia di Brusel, Nani Topeng Cirebon mengadakan serangkaian pertunjukan di beberapa kota di Eropa seperti Liege dan Brussel, Belgia serta Chalons-en Champagne, Prancis.
Menurut Surya Rosa Putra, penampilan Nani di Paris sebenarnya di luar program Europalia. Nani Topeng Losari khusus diundang KBRI Paris dalam rangka memperkenalkan keragaman budaya Indonesia kepada masyarakat Paris. "Dia juga memberikan workshop singkat tari topeng kepada seniman tari di Paris," ujar Surya.
Pada pementasan di gedung kesenian ASIEM, Paris, itu acara diawali dengan Tari Panji Sutrawinangun atau Tari Pamindo. Tari ini menggambarkan tokoh Raden Panji yang lembut, jujur, lungguh dan kharismatik dan dibawakan penari berkedok topeng wanita.
Lalu menyusul tari penampilan Patih Jayabadra yang menggambarkan karakter setengah ponggawa dari tokoh wayang Patih Jayabadra. Nani lalu tampil dengan tarian Klana Bandopati berkarakter kuat, gagah dan kasar.
Tarian ini menggambarkan tokoh Raja Klana Bandopati, dari cerita Jaka Buntek, yang penuh angkara murka dan sombong. Karena itu, topeng yang digunakan berwarna merah bergambar wajah raksasa dengan mata melotot.
Sebagai dalang Topeng Losari, Nani menari dengan mata tertutup dan tidak memperdulikan jumlah penonton yang menyaksikan. Sebab, menurut dia, menari Topeng Losari lebih sebagai doa untuk Tuhan, Tubuh dan Bumi. Setiap gerakan Nani, berpusat pada kotak topeng dan Nayaga yang dijadikan sebagai pusat atau patokan energi.Tari Topeng Losari, Media Ritual Pendekatan Kepada Tuhan. TEMPO/Dicky Nawazaki
Tari Topeng gaya Losari, Cirebon, diciptakan Panembahan Losari atau Pangeran Losari atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun lalu. Pada awalnya tarian ini diciptakan untuk menyebarkan agama Islam dengan mengedepankan penokohan dari cerita Panji.
Nur Anani M Irman adalah generasi ke tujuh trah langsung penari topeng Losari atau disebut juga Dalang Topeng Losari. Nani Topeng Losari adalah cucu dari Maestro, Dewi Sawitri (Dalang Topeng Tari Losari yang merupakan generasi ke enam dari trah topeng Losari).
Menurut Nani, sejauh ini, setiap penampilan di Europalia selalu dipenuhi penonton. "Saya merasa bersyukur kesenian Topeng Losari yang tradisional diapresiasi oleh masyarakat Eropa," kata dia.
Para penonton yang sebagian besar warga Prancis yang memadati gedung ASIEM tampak terkesima sepanjang pertunjukan. Tepuk tangan di akhir pertunjukan tidak pernah berhenti, bahkan sampai sesi pengambilan foto. Mereka mengira, Nani kembali memainkan satu atau dua nomor lagi, seperti yang lazim terjadi di pertunjukan Prancis.
Dua penggiat seni Prancis, Lo'c Ah-Son dari Museum Guimet Paris dan Jean-Herv Vidal dari Asosiasi Les Orientales yang mengorganisir festival musik dan seni dunia, Nantes, berharap Nani Topeng Losari bisa tampil kembali tahun 2018 dalam kegiatan mereka.
ANTARA