Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kepolisian Resor Kota Yogyakarta meluncurkan program Mal Tangguh untuk mencegah penularan Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, kebijakan Mal Tangguh ini melengkapi program Kampung Tangguh, Kampus Tangguh, dan Transportasi Tangguh yang menjadi seruan menekan penularan Covid-19 di Kota Gudeg itu. Pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta tetap beroperasi meski dengan durasi lebih singkat selama pagebluk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Destinasi wisata belanja dan pusat perbelanjaan seperti mal harus mengantisipasi potensi penularan Covid-19 ini," ujar Heroe di Yogyakarta, Rabu 24 Februari 2021. Percontohan program Mal Tangguh berlangsung di Galleria Mall Yogyakarta. Di sana, para pemilik tenant, pekerja mal, dan pengunjung harus menggunakan sistem barcode yang terhubung kamera CCTV, untuk memudahkan pelacakan jika terjadi kasus Covid-19.
Heroe menjelaskan, program Mal Tangguh ini berangkat dari kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta yang sudah bergeser dari perjalanan luar kota menjadi kontak erat di dalam kota atau lewat interaksi masyarakat dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, pemerintah akan lebih ketat mengawasi pusat perbelanjaan seperti pasar tradisional hingga mal.
Kepala Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, Komisari Besar Purwadi Wahyu Anggoro mengatakan Mal Tangguh bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat dan wisatawan. "Jika wisatawan dan masyarakat merasa aman dan nyaman, maka akan mengembalikan perekonomian,” kata dia.
General Manager Galeria Mall Yogyakarta, Djoko Tjatur mengatakan pusat perbelanjaan itu sempat tutup di awal pandemi Covid-19. Kemudian mulai buka pada April 2020 dengan jumlah kunjungan yang amat sedikit.
Djoko Tjatur menyatakan pengelola Galeria Mall Yogyakarta siap menerapkan program Mal Tangguh untuk menekan sebaran Covid-19. "Kami juga membentuk Satgas Covid-19 untuk kembali meraih kepercayaan masyarakat bahwa belanja di mal itu aman dan nyaman," katanya.
Hingga pertengahan Januari 2021, kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta masih didominasi hasil perjalanan maupun wisatawan dari luar kota. "Selama Februari ini, kasus yang disebabkan perjalanan luar kota terus menurun. Kasus baru saat ini didominasi kontak erat dan tidak jelas didapat dari mana," ujar Heroe.
Pertumbuhan kasus Covid-19 di Yogyakarta saat masa puncak mencapai sekitar 500 kasus per minggu. Mulai pekan lalu, angka ini turun menjadi sekitar 200 kasus. "Penurunan kasus ini merupakan hasil PPKM tahap pertama sampai PPKM Mikro," katanya.