Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Google Doodle Rayakan Taman Nasional Lorentz, Penghuninya Dingiso

Dingiso hidup di Camp Endasiga, Kampung Sakumba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Taman Nasional Lorentz.

4 Desember 2019 | 12.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kawasan Taman Nasional Lorentz (Dok. Panji A Nuariman/ksdae.menlhk.go.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Google Doodle memajang gambar Taman Nasional Lorentz di halaman depan pada hari ini, Rabu 4 Desember 2019. Taman Nasional Lorentz terletak di Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip keterangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Taman Nasional Lorentz menjadi habitat salah satu satwa endemik Papua, yakni Dingiso atau Dendrolagus Mbaiso. Penduduk lokal menyebut binatang ini dengan nama Bakaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penamaan ini berdasarkan penelitian Dr. Tim Flannery yang menemukan dingiso pada 1994. Dia memberinya nama ilmiah mbaiso yang dalam bahasa lokal suku Moni berarti 'binatang sakral'. Musababnya, mereka meyakini bahwa ini adalah roh leluhurnya.

Dingiso sebagian besar hidup di Camp Endasiga, Kampung Sakumba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Satwa ini termasuk spesies endemik yang sangat langka menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau IUCN.

Dingiso. Situs KLHK

Spesies ini merupakan spesies sub alpine karena lokasi di temukannya berada pada ketinggian 3200 hingga 3400 meter di atas permukaan laut yang merupakan kategori zona sub alpine. Menurut Balai Taman Nasional Lorentz, zona sub alpine di kawasan Taman Nasional Lorentz dibedakan atas zona sub alpine bawah dengan elevasi 3200 hingga 3650 mdpl dan zona sub alpine atas dengan elevasi 3650 – 4170 mdpl.

Dingiso memiliki tubuh yang cukup besar, panjang kepala hingga kaki sekitar 52 sampai 81 sentimeter, panjang ekor 40 sampai 94 sentimeter, dan bobotnya mulai 6,5 sampai 14,5 kilogram. Dingiso memiliki ekor yang panjang dan mampu memindahkan kedua kaki belakang secara bersamaan.

Kanguru pohon adalah sebutan lain dari Dingiso karena memiliki gaya berjalan yang khas dan bentuk telapak kaki yang mampu mencengkeram batang pohon. Ekor panjangnya membantu keseimbangan saat bergerak di pepohonan. Hewan pemakan daun dan buah ini lebih aktif pada siang dan malam hari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus