Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seekor bayi gorila diselematkan dalam ruang kargo Turkish Airlines bulan lalu. Gorila berusia lima bulan itu dikirim dari Nigeria ke Bangkok, Thailand, dan singgah di Istanbul, Turki. Bayi gorila yang diberi nama Zeyti atau Olive itu berada di bawah pengawasan otoritas konservasi satwa liar dan sedang menjalani pemulihan di Kebun Binatang Polonezkoy, Istanbul, setelah perjalanan yang traumatis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari CBS News, Direktur Regional Konservasi Alam dan Taman Nasional Istanbul mengatakan bahwa mereka tengah mempertimbangkan mengembalikan gorila itu ke habitat aslinya di Afrika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tentu saja, yang kami inginkan dan dambakan adalah agar bayi gorila itu dapat melanjutkan hidupnya di tanah kelahirannya," kata Fahrettin pada Ahad, 12 Januari 2025. "Yang penting adalah lingkungan yang benar-benar aman dibangun di tempat yang ditujunya, yang sangat penting bagi kami."
Berat Badan Gorila Bertambah
Dalam beberapa minggu sejak ia ditemukan, berat badan Zeytin bertambah dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari perjalanan traumatisnya.
"Ketika ia pertama kali datang, ia sangat pemalu, ia akan selalu berada di tempat kami meninggalkannya," kata dokter hewan Gulfem Esmen. "Dia tidak lagi punya rasa malu. Dia bahkan tidak terlalu peduli dengan kita. Dia bermain sendiri."
Gorila dari Afrika
Dua spesies gorila, barat dan timur, hidup di hutan dan pegunungan terpencil di Afrika Tengah. Hewan ini diklasifikasikan sebagai satwa yang terancam punah oleh Union for Conservation of Nature.
Zeyti ditemukan dalam kotak kayu kecil di Bandara Istanbul selama pemeriksaan bea cukai oleh Kementerian Perdagangan Turki. Kementerian melacak pengiriman tersebut sebagai bagian dari upaya perlindungan satwa liar. Saat ditemukan, gorila itu mengenakan kaus putih dan tanpa dokumen lengkap.
Juru bicara Kementerian Pertanian dan Kehutanan Turki mengatakan bahwa para ahli rehabilitasi bekerja keras untuk membantu gorila tersebut mendapatkan kembali kekuatan dan kesehatannya. "Perawatan mereka bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi kesejahteraan hewan tersebut," katanya.
Seiring dengan munculnya Istanbul sebagai pusat perjalanan udara utama antarbenua, petugas bea cukai semakin banyak mencegat hewan yang diperdagangkan secara ilegal. Pada bulan Oktober, 17 buaya Nil muda, dan 10 biawak ditemukan di dalam bagasi seorang penumpang Mesir di Bandara Sabiha Gokcen di kota itu.
CBS NEWS | GLOBAL NEWS