Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Greenland identik dengan suhu dingin dan lokasinya yang terpencil. Dulu, orang yang ingin traveling ke pulau terbesar di dunia yang letaknya di antara Samudra Arktik dan Atlantik itu cukup rumit. Pelancong hanya bisa naik kapal atau terbang ke kota-kota kecil seperti Kangerlussuaq di utara atau Narsarsuaq di selatan, bekas pangkalan militer AS yang dibangun selama Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kini pulau yang merupakan bagian dari Denmark itu lebih mudah dikunjungi berkat bandara internasional baru yang melayani penerbangan langsung dari kota-kota besar dunia. Bandara baru di ibu kota Nuuk itu diresmikan pada 28 November 2024. Bandara dengan landasan pacu sepanjang 2.200 meter itu memungkinkan pesawat yang lebih besar untuk menghubungkan wilayah Arktik dengan seluruh dunia.
Penerbangan Internasional ke Greenland
Dilansir dari Visit Greenland, koneksi internasional Greenland melalui bandara ini dimulai dari Kanada. Akan ada satu keberangkatan mingguan dari Maret – Oktober 2025 dari Nuuk ke Iqaluit. Selain itu, United Airlines membuka rute penerbangan antara Newark, New Jersey, Amerika Serikat, dan Nuuk yang dimulai pada Juni 2025, dua kali sepekan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, Greenland menyambut sekitar 130.000 pengunjung setiap tahunnya, terutama melalui kapal pesiar atau penerbangan ke kota-kota kecil seperti Kangerlussuaq dan Narsarsuaq. Bandara internasional baru Nuuk menjanjikan untuk memperlancar akses dan menarik lebih banyak pelancong.
Bandara Internasional Nuuk akan berfungsi sebagai hub untuk Air Greenland, yang akan mengoperasikan Airbus A330neo pada rute ke Kopenhagen, Denmark, dan Reykjavik, Islandia. Dibangun untuk menangani hingga 800 penumpang per jam, bandara tersebut kemungkinan akan membantu meningkatkan ekonomi Greenland, karena setiap penerbangan diperkirakan menyumbang sekitar $200.000 atau sekitar Rp3,2 miliar.
Petualangan Arktik yang Menantang
Lauridsen, CEO Greenland Airports, mengatakan bahwa bandara ini menjadi pintu untuk wisatawan untuk mendapat pengalaman Arktik yang khas dan menantang. Kawasan ini menikmati sinar matahari selama 24 jam di musim panas, tapi suhu hanya mencapai sekitar 4 derajat Celcius. Sementara di musim dingin, tak ada matahari dan suhu turun hingga minus minus 34 derajat Celcius.
Iklim Arktik menopang lapisan es yang menutupi sekitar 80 persen pulau tersebut. Lapisan Es Greenland adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Lapisan Es Antartika, membentang lebih dari 2.400 kilometer dari utara ke selatan dan tebalnya hampir 1.524 meter.
Anne Nivíka Grødem, CEO Visit Greenland, memandang bandara baru tersebut sebagai tonggak penting. Ia percaya bahwa bandara tersebut tidak hanya akan meningkatkan pariwisata tetapi juga mendorong perubahan sosial yang berarti dengan menyeimbangkan peluang lokal dan kepentingan global.
Bandara Nuuk hanyalah satu dari tiga bandara internasional yang akan dibuka sampai dengan 2026. Setelah itu, Greenland akan membuka dua bandara yakni di Qaqortoq di selatan dan Ilulissat di utara. Pusat-pusat baru ini akan meningkatkan transportasi udara dan laut di Greenland, yang sekarang hanya memiliki jalan raya beraspal sepanjang 56 mil (90 km).
"Greenland bukan hanya tujuan; ini adalah sebuah pengalaman," kata Grødem.
Pengunjung Greenland didorong untuk siap untuk membenamkan diri dalam keindahan Arktik yang tenang dan budaya yang reflektif, menawarkan kesempatan untuk berhubungan kembali dengan alam dan diri sendiri.
VISIT GREENLAND | TIMES OF INDIA
Pilihan Editor: 16 Bandara Ini Sudah Bolehkan Penumpang Membawa Laptop dan Benda Cair, di Mana Saja?