Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018.

23 Februari 2018 | 12.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Denpasar - Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018, di Denpasar, Kamis malam, 22 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertunjukan hari ini ada keunikan karena usulan Bapak Gubernur Bali Made Mangku Pastika, tarian tersebut juga menandai hubungan persahabatan yang indah antara kedua `sister province` Bali dan Yunan, juga kedua negara," kata Penjabat Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Chen Wei, di sela-sela perayaan Tahun Baru Imlek 2018, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Chen Wei, hubungan persahabatan Tiongkok dan Bali telah terjalin sejak lama dan berkembang terus hingga saat ini. Seperti di antaranya cinta sejati antara Raja Bali Jayapangus dan gadis dari Tiongkok Kang Cing We pada abad ke-12, ceritanya tersebar hingga hari ini di Pulau Bali.

"Kesenian dalam bentuk arsitektur, patung, dan lukisan Bali pun mengandung banyak unsur dari Tiongkok. Ini telah membuktikan integrasi kebudayaan antara Tiongkok dan Bali. Bahkan, hingga saat ini, uang kepeng Tiongkok tetap menjadi sarana upacara yang sangat penting bagi masyarakat Hindu Bali," ujarnya.

Chen Wei menjelaskan karena kebudayaan dan agama yang sangat istimewa dan berciri khas, Pulau Bali yang terkenal sebagai Pulau Dewata juga telah menarik begitu banyak wisatawan mancanegara. Bali juga menjadi salah satu destinasi favorit warga Tiongkok.

Walaupun ada letusan Gunung Agung pada akhir 2017, lanjut dia, wisatawan Tiongkok yang memasuki Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai mencapai 1,38 juta jiwa, meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam perayaan Imlek tersebut, kesenian Janger menjadi salah satu pementasan kolaborasi antara seniman Bali dan Tiongkok.

"Janger merupakan seni pertunjukan hiburan yang kental dengan nuansa agrarisnya, menjadi spirit keragaman dan kebersamaan budaya Bali," kata Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ni Wayan Sulastriani.

Sulastriani yang juga sutradara pementasan ini mengatakan dengan cara menari sambil bernyanyi, janger mewakili rasa keceriaan sebagai simbol harmonisasi antara budaya Bali dan Cina. Dalam perspektif tertentu memiliki nilai persamaan yakni semangat kebersamaan dalam menjaga spirit budaya.

"Pertunjukan kolaborasi ini menggabungkan esensi dua budaya yang berbeda yang terlihat dalam olah gerak dan musikal. Esensi kolaborasi mengedepankan konsep rasa saling menghormati, kesejajaran status, kebersamaan, dan kebutuhan kepentingan bersama," ujar Sulastriani.

Di samping pertunjukan kolaborasi juga ditampilkan pementasan garapan Sukasada Ing Rat yang merupakan karya berlatar konsep keindahan, keagungan, dan taksu Bali.

Perayaan Imlek itu juga dirangkaikan dengan penyelenggaraan pameran foto skala besar yang bertema "China in New Era". Foto yang dipamerkan berdasarkan tiga tema dengan jumlah 230 foto.

Tema pertama mengenai HUT ke-3 Konjen RRT di Denpasar yang memperlihatkan indahnya bergandengan tangan dengan sahabat dari berbagai kalangan masyarakat Bali, NTB, dan NTT.

Tema kedua, mengenai prestasi diplomasi Tiongkok dan tema ketiga mengenai prestasi pembangunan Tiongkok dalam lima tahun terakhir. Pameran di Bali ini dibuka hingga 24 Februari, dibuka mulai pukul 08.30-18.00 WIB. Pengunjung tidak dipungut biaya.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus