Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Ini Dia Pertimbangan Larangan Telepon dari Pesawat, Meskipun Bisa

Pada masa mendatang gangguan pesawat bukan pada cuaca buruk atau kondisi pesawat, namun suara berisik orang yang menelepon.

25 Januari 2020 | 19.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Orang menelepon di dalam pesawat penumpang komersial di atas ketinggian 35.000 kaki? Hal itu bisa terjadi dan bakal jadi gangguan serius pada masa depan. Jalan menuju hal tersebut bukan mustahil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasalnya, hampir setiap pesawat yang menawarkan wifi yang memiliki bandwidth untuk mendukung suara melalui internet, dan beberapa maskapai internasional mengizinkan panggilan suara pada rute tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, setidaknya pada penerbangan domestik AS, panggilan suara dilarang karena empat alasan berbeda: pramugari, persepsi publik, kekhawatiran tentang keselamatan dan hukum AS.

“Maskapai penerbangan bahkan tidak akan mempertimbangkan panggilan telepon seluler dalam penerbangan, sampai muncul permintaan yang luar biasa dari pelanggan untuk menyediakan layanan tersebut,” ujar Henry Harteveldt, Presiden Atmosphere Research Group, sebuah perusahaan analisis industri perjalanan di San Francisco.

Sebagaimana yang ia ungkapkan kepada CNN Travel, Harteveldt mengatakan mengizinkan panggilan telepon seluler di pesawat masih kontroversial. Dan bagi maskapai, masalah tersebut cenderung dihindari.

Lalu mengapa ide menelepon di dalam pesawat belum juga terlaksana? Ini agar kabin tetap tenang. Kru kabin adalah penghalang terbesar untuk memungkinkan panggilan suara di udara. Mereka mengatakan mengizinkan penumpang menggunakan telepon dalam penerbangan secara bebas akan menyebabkan kekacauan, konflik, dan kegilaan dalam penerbangan. Karena itu, mereka menentang penggunaan telepon dengan keras.

Pramugari sudah bertugas mengelola tempat sampah, memantau asupan minuman kepada penumpang, dan melerai penumpang yang berkonflik. Taylor Garland, juru bicara Association of Flight Attendants, sebuah serikat pekerja yang mewakili 50.000 pramugari pada 20 maskapai penerbangan, mengatakan rekan-rekannya tidak ingin mengambil kebijakan terhadap perilaku sosial penumpang, "Kami sangat menentang panggilan suara di pesawat," ujarnya.

Internet dengan wifi di pesawat sangat memungkinkan untuk melakukan panggilan.

Awak kabin memiliki pengaruh besar pada keputusan tertentu terkait perjalanan penumpang domestik. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah berada di garis depan dalam upaya untuk membuat maskapai penerbangan mengendalikan penumpang yang nakal. Pada 1980-an, mereka memimpin dakwaan terhadap rokok di kabin, yang akhirnya memicu larangan merokok di dalam pesawat pada tahun 2000.

Pada masalah panggilan telepon seluler dalam penerbangan, pramugari mengatakan bahwa penumpang bisa sangat mengganggu penumpang liannya. Cassandra Michele Brown, seorang pramugari yang bekerja untuk Frontier Airlines, menambahkan bahwa penggunaan ponsel secara bebas di udara, membuat penumpang mengabaikan instruksi pramugari jika terjadi keadaan darurat.

"Jika Anda seorang penumpang dalam penerbangan saya, tidak peduli seberapa baik Anda dalam multitasking, Anda tidak akan dapat mengikuti instruksi langkah demi langkah untuk mengungsi jika Anda berfokus pada ponsel Anda," ujar Brown.

Menurut penelitian yang dilakukan Atmosphere Research Group menemukan bahwa, kurang dari lima persen dari semua penumpang udara domestik, yang ingin menggunakan ponsel mereka di udara.

Alasan penumpang beragam, antara lain tak ingin dipaksa untuk mendengarkan percakapan orang lain jika itu bisa dihindari. Mereka juga mengatakan, situasi ramai di kedai kopi atau di lobi hotel sudah cukup, dan tak perlu dibawa di ketinggian. Menurut mereka di dalam pesawat terbang di ketinggian jelajah, saat tidak bisa melakukan apa pun atau pergi ke mana pun, sangat tak nyaman mendengarkan percakapan, “Itu akan sangat menghebohkan."

Penumpang lain mengatakan privasi juga akan menjadi perhatian, bahkan penumpang kelas satu berada dalam lingkungan yang terbatas.

Lalu, siapa yang toleran dengan menelepon di dalam pesawat? Pelancong bisnis tampaknya lebih terbuka. Paul Forgue, seorang konsultan peningkatan kinerja untuk perusahaan portofolio ekuitas swasta global, ia melakukan perjalanan selama 40 minggu dalam setahun. Ia berpendapat menelepon dalam pesawat bisa berguna.

Pembicaraan telepon di dalam kabin pesawat bisa mengganggu privasi penumpang lain.

"Untuk kedaruratan ketika Anda benar-benar perlu melakukan kontak dengan seseorang, akan luar biasa mengetahui Anda bisa mengangkat telepon dan melakukannya dari pesawat," kata Forgue, yang berbasis di San Francisco. "Dalam situasi di mana Anda perlu berbicara dengan kolega tentang sesuatu yang tidak dapat Anda ungkapkan melalui teks atau email, itu akan sempurna."

Forgue menyarankan maskapai penerbangan membuat area khusus di dalam pesawat, yang diperuntukkan bagi penumpang yang ingin menggunakan ponsel mereka dan area khusus untuk penumpang yang tidak ingin menggunakan ponsel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus