Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ini Pasar Tumpah di Jalur Pantura Cirebon yang Bisa Menyebabkan Kemacetan di Jalur Mudik

Kemacetan di jalur arteri pantura diperkirakan terjadi di sejumlah pasar tumpah

21 Maret 2025 | 09.03 WIB

Kendaraan pemudik memasuki kawasan pasar tumpah di Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat, (16/8). Arus kendaraan padat merayap mulai dari Cikamurang Tomo Majalengka menuju arah Cirebon dan Pantura. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Kendaraan pemudik memasuki kawasan pasar tumpah di Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat, (16/8). Arus kendaraan padat merayap mulai dari Cikamurang Tomo Majalengka menuju arah Cirebon dan Pantura. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Cirebon - Sejumlah persiapan dilakukan pemerintah menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2025. Termasuk menimalisir berbagai gangguan yang bisa mengganggu lalu lintas dan kenyamanan pemudik, salah satunya pasar tumpah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami telah memetakan titik-titik yang bisa menimbulkan terjadinya antrian kendaraan baik di jalur tol maupun di jalur arteri,” tutur Kasatlantas Polresta Cirebon, Kompol Mangku Anom Sutresno, Kamis, 20 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan, antrian di jalur tol di perkirakan terjadi sebelum rest area serta mendekati pintu-pintu gerbang tol. Sedangkan di jalur arteri atau jalur pantura, kemacetan diperkirakan terjadi di sejumlah pasar yang ada di wilayah hokum Polresta Cirebon. Seperti Pasar Sandang Tegalgubug, Pasar Pasalaran, Pasar Kue Weru, Pasar Palimanan hingga Pasar Gebang.

"Wilayah ini masih menjadi favorit masyarakat untuk berbelanja," tutur Anom. Untuk itu, petugas akan ditempatkan di depan pasar untuk membantu warga yang hendak menyeberang dan menjaga ketertiban lalu lintas. 

Pasar-pasar yang berpotensi menyebabkan kemacetan

Pasar Tegalgubug merupakan pasar sandang yang beroperasi hanya di Selasa dan Sabtu. Pasar yang berada di jalur mudik tersebut akan ramai baik oleh penjual maupun pembeli yang banyak berasal dari luar daerah. Penjual bahkan bisa mengambil bahu jalan untuk berjualan. Kondisi ini diperparah dengan  lalu lalang pembeli baik yang membeli maupun yang menyeberang jalan bisa membuat kemacetan dan antrian panjang kendaraan bermotor di jalur pantura. 

Sedangkan Pasar Palimanan berada di jalur balik. Sekalipun memasuki hari pasaran di hari Ahad, namun hampir setiap hari pasar ini ramai. Lalu lalang pembeli yang menyeberang jalan pun bisa menyebabkan antrian kendaraan di jalur mudik. 

Pasar yang juga sering menjadi biang kemacetan di jalur pantura yaitu Pasar Pasalaran dan Pasar Kue Weru yang letaknya tidak terlalu berjauhan. Kondisi jalan yang sempit, lalu lalang pembeli, becak yang ngetem di depan pasar bisa menimbulkan kemacetan dan antrian kendaraan di jalur pantura.  

Ada pula Pasar Gebang di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Terletak di daerah pesisir dengan mata pencaharian warganya sebagai nelayan membuat  pasar ini memiliki ciri khas sendiri, yaitu banyaknya penjual ikan segar dan ikan asin yang berjualan di pinggir jalan. Penjual di pinggir jalan, pembeli, orang yang naik turun ke kendaraan umum, becak yang ngetem bisa membuat antrian panjang kendaraan di depan pasar tersebut. 

Selain di wilayah hokum Polresta Cirebon, ada pula pasar tumpah yang berada di wilayah hukum Polres Cirebon Kota, yaitu Pasar Mundu dan Pasar Celancang. Pasar Mundu berada di pantura di jalur mudik. Kondisi jalan yang menyempit ditambah lalu lalang pembeli dan naik turun orang di kendaraan umum juga bisa menyebabkan antrian panjang kendaraan di jalur ini. 

Sedangkan di Pasar Celancang yang berada di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon berada di jalur pantura tengah. Jalur ini kerap menjadi jalur alternatif jika terjadi kepadatan kendaraan di jalur utama pantura. Seperti kondisi pasar lainnya, pasar ini pun selalu ramai oleh pembeli. Kondisi ini diperparah dengan penjual yang berjualan di bahu jalan, becak yang menunggu penumpang hingga naik turun orang dari kendaraan umum. 

Kompensasi untuk Tukang Becak

Sementara itu untuk kelancaran arus mudik lebaran 2025, Pemkab Cirebon berencana akan memberikan kompensasi untuk tukang becak yang beroperasi di jalur pantura. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Firman Hilmansyah, menjelaskan kompensasi diberikan dikarenakan adanya rencana larangan becak beroperasi di jalur pantura selama arus mudik dan balik lebaran 2025. “Pemberian kompensasi bagi para tukang becak itu juga berdasarkan instruksi Gubernur Jawa Barat yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,” tutur Firman. 

Larangan beroperasi di jalur pantura ini bertujuan untuk meminimalisir potensi kemacetan di arus mudk dan balik lebaran 2025. Hingga kini besaran kompensasi yang akan diberikan, Hilman mengaku tengah dilakukan kajian. “Adapun syaratnya adalah foto e-KTP beserta foto becaknya. Kenapa harus dengan becaknya? Itu untuk meminimalisir kecurangan di lapangan,” tutur Hilman.  

Siapkan Pos Pelayanan 

Menjelang arus mudik Lebaran 2025, Polresta Cirebon telah menyiapkan sejumlah pos pelayanan dan pengamanan bagi para pemudik yang melintasi wilayah Cirebon. “Polresta Cirebon akan mendirikan satu pos terpadu di KM 188 eks Gerbang Tol Palimanan Utama serta tiga pos pelayanan di Rest Area 228, Rest Area 229 dan daerah Weru,” tutur Anom. 

Sedangkan untuk pospam ada di tiap Polsek, “Kami memiliki kurang lebihi 27 Polsek dan semuanya menyediakan pospam di jalur mudik,” tutur Anom. Pemudik dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menjaga kelancaran dan keamanan saat berkendara," tutur Anom. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus