Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Yogyakarta Berencana Larangan Bus Besar Masuk Perkotaan

Pemerintah Kota Yogyakarta tengah mematangkan sejumlah penataan kawasan agar konsentrasi perekonomian ke depan tak hanya terpusat di tengah kota yang belakangan semakin hiruk pikuk.

12 April 2025 | 05.54 WIB

Petugas melakukan ramp check bus-bus pariwisata di Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, Kamis, 1 Agustus 2024. Bus-bus itu akan digunakan untuk membawa tamu undangan yang mengikuti rangkaian upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di IKN. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Petugas melakukan ramp check bus-bus pariwisata di Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, Kamis, 1 Agustus 2024. Bus-bus itu akan digunakan untuk membawa tamu undangan yang mengikuti rangkaian upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di IKN. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta tengah mematangkan sejumlah penataan kawasan agar konsentrasi perekonomian ke depan tak hanya terpusat di tengah kota yang belakangan semakin hiruk pikuk. Salah satunya dengan mengaktivasi potensi di wilayah selatan dan utara kota yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini terungkap ketika Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Jumat 11 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk kawasan selatan, kami segera optimalkan sejumlah obyek terutama Terminal Giwangan, sebagai penampung bus-bus besar yang masuk perkotaan," kata Hasto Wardoyo, usai pertemuan itu.

Dengan optimalisasi keberadaan Terminal Giwangan itu, wisatawan yang datamg menggunakan bus-bus besar saat masuk ke kota sudah berganti menggunakan shuttle yang ukurannya lebih kecil. Pengalihan arus bus besar tak masuk perkotaan ini dinilai bakal lebih menekan kepadatan lalu lintas seperti terjadi selama ini akibat terbatasnya lahan parkir.

"Kami akan merencanakan secepatnya dalam penyiapan Terminal Giwangan ini, bagaimana menjadi tempat menampung bus wisata besar agar tidak masuk kota. Jadi nanti memakai shuttle untuk masuk kota,” imbuh Hasto.

Penataan kawasan Kota Yogyakarta selatan ini, juga menjadi arahan Sultan dalam pertemuan itu. Demi mengurangi tumpukan wisatawan di tengah kota terutama saat masa libur panjang.

Hasto menuturkan, wilayah Kota Yogyakarta selatan memiliki beberapa titik yang saling berdekatan, yang masih bisa digarap untuk mengurangi kesenjangan dengan kawasan utara-selatan kota itu.

Selain Terminal Giwangan, di selatan Kota Yogyakarta juga terdapat destinasi wisata Cagar Budaya bernuansa Mataram, Kotagede. Juga Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) serta kawasan XT Square yang semula untuk pusat cinderamata namun belakangan dimanfaatkan jadi pasar malam. 

Hasto meyakini kalau beberapa obyek wisata di Yogyakarta selatan itu digarap, maka lambat laun bisa mengimbagi kepadatan di tengah kota yang mengandalkan kawasan Malioboro-Tugu-Titik Nol Kilometer.

Pihaknya juga telah mulai menggaungkan rencana pengembangan Yogyakarta selatan itu dengan pelaku usaha wisata. Seperti hotel, restoran, dan toko oleh-oleh agar dapat mendukung pengembangan Yogya bagian selatan. "Kami juga menyiapkan aksesibilitas yang mudah di kawasan dengan shuttle, agar menghubungkan Terminal Giwangan, Gembira Loka, XT Square, dan TBEG," katanya.

Kawasan pertengahan Yogyakarta dengan ruas jalan relatif kecil dan lahan parkir terbatas selalu dilanda kemacetan saat libur panjang. Hal ini menjadi pemandangan yang biasa terjadi. Bus-bus berukuran besar kerap berdesakan dengan mobil, motor, becak motor, andong, sepeda bahkan truk logistik menambah kepadatan luar biasa saat liburan di Yogyakarta.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus