Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ini Tantangan Perhotelan Setelah Ada Protokol Kesehatan

Meskipun protokol kesehatan sudah ada, para pelaku perhotelan masih mengalami tantangan, seperti tamu tak disiplin dan fasilitas hotel yang kurang.

16 Agustus 2020 | 12.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menparekraf Wishnutama mengecek kesiapan hotel dalam menerapkan protokol kesehatan. Dok. Kemenparekraf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) menjadi tantangan industri perhotelan. Meski sudah ada protokol kesehatan atau pedoman pencegahan Covid-19, namun beberapa hal masih menjadi tantangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mencontohkan, misalnya ada tamu hotel mau menginap. Ketika diperiksa, suhu tubuh melebihi batas ketentuan. "Itu tantangan paling berat di akomodasi. Situasi itu yang pasti dihadapi saat pandemi dan penerapan protokol," katanya, saat seminar daring kampanye Indonesia Care atau I Do Care, Jumat, 14 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menambahkan, tantangan berat lainnya adalah kedisiplinan memakai masker secara benar. "Tamu menggunakan masker itu masalah berat, karena mau ngomong susah," ujarnya. Penggunaan masker juga dianggap mempengaruhi kedisiplinan, karena membuat orang tidak bebas bernapas.

Sementara kepatuhan untuk pembatasan jarak fisik juga dianggap punya masalah yang sama. "Tamu keluarga, mereka bisa tidur satu kamar, tapi (di luar kamar) duduk pisah. Bukan masalah soal keluarga, jumlah columnar (kolom) untuk orang di ruangan itu juga menjadi hitungan dalam protokol kesehatan," katanya.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya menjelaskan perspektif pasar terhadap Indonesia masih kurang menggembirakan. Hal itu berdasarkan data dari platform Sprinklr.

"Indonesia harus bergerak untuk building confidence and gaining trust (membangun dan mendapat kepercayaan)," ujarnya. Ia menambahkan, sebab itulah Kemenparekraf meluncurkan program Indonesia Care atau I Do Care.

"Strategi komunikasi, verifikasi dan labeling (pelabelan) penerapan protokol CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan) di destinasi wisata meliputi atraksi, aksesibilitas dan amenitas," katanya.

Vice President of Sales, Marketing, and Distributions AccorHotels untuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Adi Satria menambahkan, strategi komunikasi protokol kesehatan memanfaatkan dua juta loyalitas anggota (loyalty member) jaringan hotel. Strategi itu telah diperkenalkan ketika masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pertengahan Maret.

"Program (protokol kesehatan) kami, All Safe perlindungan seluruh tamu yang menginap di Hotel Accor," ujarnya. Adi menambahkan, program tersebut akan membaur dengan kampanye Indonesia Care.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus