Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Jelang Libur Lebaran, Yogyakarta Kebut Kosongkan Ribuan Ton Sampah Tidur Seluruh Depo

Pengosongan depo menjadi prioritas hingga libur Lebaran mendatang, terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kawasan wisata Yogyakarta.

8 Maret 2025 | 05.14 WIB

Sampah menumpuk di area Kotabaru Yogyakarta dan menyebarkan bau tak sedap saat musim penghujan pada awal November 2024 ini. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Sampah menumpuk di area Kotabaru Yogyakarta dan menyebarkan bau tak sedap saat musim penghujan pada awal November 2024 ini. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai menggencarkan pengosongan depo-depo sampah selama masa Ramadan ini. Pengosongan depo sampah ini dikebut agar saat momen libur Lebaran mendatang, sampah tidur alias sampah yang selama ini mengendap tak terangkut di depo, telah dibersihkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, pengosongan depo menjadi prioritas hingga libur Lebaran mendatang, terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kawasan wisata. Hasto menuturkan, berdasarkan pendataan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta saat ini setidaknya ada 4 ribu ton sampah tidur di depo-depo yang mendesak segera diangkut. Sampah tidur itu secara bertahap akan dibawa ke tempat pengelolaan sampah terpadu atau TPST Piyungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Depo sampah tidak boleh menjadi tempat penumpukan yang berlarut-larut, jadi kami meminta sampah yang masuk ke depo dapat segera diangkut ke atau dikelola dengan sistem ramah lingkungan," kata Hasto, Jumat, 7 Maret 2025.

Dibersihkan Bertahap

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko menuturkan, terhitung sejak awal Maret ini, pengosongan depo sampah dilakukan tanpa henti secara bertahap sesuai kuota yang diberikan di TPST Piyungan. Depo sampah yang diprioritaskan dikosongkan dimulai dari yang daya tampungnya paling besar dan berdekatan kawasan padat, seperti Depo Kotabaru dekat Kantor RRI Yogyakarta, Depo Purawisata, Depo Taman Sari, Depo Brigjen Katamso, juga Depo Pasar Ngasem.

"Depo di lokasi-lokasi lain yang berdekatan dengan tempat wisata  dijadwalkan berikutnya," ujar Haryoko.

Saat 20-an depo sampah di Kota Yogyakarta itu dikosongkan, sampah harian masyarakat ditampung dan dialihkan pengelolaannya ke lokasi lain yang sudah disiapkan Pemerintah Kota Yogyakarta. Haryoko menyebutkan di Kota Yogyakarta saat ini telah beroperasi empat Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang tersebar di Nitikan, Kranon, Karangmiri, dan Siti Mulyo. 

Setiap TPS di Yogyakarta telah dilengkapi dengan mesin Gibrik dan RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengelola sampah secara lebih efektif. Mesin RDF berperan dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang kemudian dimanfaatkan dalam industri semen. Proses ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap. “Untuk penambahan incinerator masih berproses, semua pengelolaan sampah telah berjalan on the track (sesuai rencana)," kata dia.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus