Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berencana menggunakan jasa layanan jip wisata baik saat ke lereng Gunung Merapi maupun Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta, saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) diimbau cermat memilih armada. Sebab, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman menemukan masih ada sejumlah armada jip wisata tak laik jalan dan butuh perbaikan dari serangkaian pemeriksaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada sekitar 10-15 persen dari sekitar 1.000-an jip wisata di kawasan Merapi dan Tebing Breksi yang tak lolos uji fisik kelayakan armada," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Arip Pramana pada Rabu, 17 Desember 2024.
Stiker Merah dan Hijau
Jip wisata yang tak lolos uji kelayakan pun dilarang beroperasi pada masa libur Nataru ini. Dinas Perhubungan menempelkan stiker berwarna merah pada jip wisata yang tak lolos uji itu, baik karena kondisi rem yang tak memadai seperti tak dilengkapi rem tangan hingga adanya selang pengereman bocor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jip wisata yang lolos uji kelayakan diberi tanda stiker berwarna hijau," kata Arip.
Striker hijau atau merah tersebut dapat menjadi acuan bagi wisatawan untuk mengetahui armada jip wisata yang akan disewa telah lolos pengecekan kelayakan.
Pemilik jip wisata yang dapat stiker merah karena tak lolos uji itu langsung melakukan perbaikan agar dapat beroperasi selama libur Nataru.
"Sebab kalau armadanya cuma ngandang (tak beroperasi) dia sendiri yang akan rugi, antusiasme wisatawan pada jip wisata ini sangat tinggi baik saat libur biasa atau libur panjang," kata dia.
Pergerakan Wisata Sleman
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Ishadi Zayid menuturkan pada momen libur Nataru kali ini, pergerakan wisatawan di Sleman diprediksi berkisar 500 ribu orang. Perkiraan ini lebih rendah dibanding periode libur sekolah di bulan Juni-Juli lalu dengan faktor kondisi cuaca akhir tahun.
"Destinasi wisata alam seperti Kaliurang, Kaliadem, dan Tebing Breksi, dan destinasi wisata budaya seperti Candi Prambanan serta Ratu Boko kami perkirakan masih menjadi tujuan utama," kata dia.
Berdasar data sementara, sejak awal Januari hingga 15 Desember 2024, tercatat sudah sebanyak 7,45 juta kunjungan wisatawan ke Sleman yang 97 persennya merupakan wisatawan Nusantara.
"Jadi sampai akhir tahun 2024 prediksi kami total kunjungan ke destinasi wisata Sleman sudah lebih 7,5 juta orang," kata dia.
Ishadi menuturkan, selain jip wisata, bisnis penginapan juga meraup cuan pada momentum libur Nataru ini. Dengan perkiraan tingkat keterisian hotel bintang maupun nonbintang di kisaran 70-85 persen.