Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suhu panas akhir-akhir ini berdampak banyak bagi industri pariwisata. Baru-baru ini, suhu panas menyebabkan sejumlah kaleng soda meledak dan menyebabkan 20 pramugari Southwest Airlines di Amerika Serikat cedera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Washington Post, para pramugari mencoba sedang membuka kaleng soda tersebut ketika tiba-tiba meledak di udara. Suhu musim panas di seluruh AS sangat tinggi sehingga menimbulkan masalah pada ketinggian jelajah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, banyak bandara tempat Southwest Airlines beroperasi terletak di kota-kota yang telah memecahkan rekor suhu tahun ini, sebagai akibat dari gelombang panas yang dipicu oleh perubahan iklim.
Kaleng Soda Berubah Bentuk dan Pecah
Southwest mengkonfirmasi kepada NPR bahwa panas telah membuat kaleng soda meleyot atau berubah bentuk dan beberapa kaleng lainnya pecah saat dibuka. Masalah ini sudah diantisipasi sejak musim semi lalu tapi mereka mengklaim belum pernah mendapatkan laporan insiden yang melibatkan pelanggan.
“Kami menyadari masalah ini dan telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga minuman tetap dingin, terutama di bandara kami yang mengalami suhu ekstrem,” kata juru bicara Chris Perry dalam sebuah pernyataan.
20 Pramugari Luka
Sekitar 20 pramugari terluka akibat ledakan kaleng pada musim panas ini. Seorang pramugari lukanya harus dijahit, menurut CBS News.
Meledaknya kaleng soda pada musim panas ini baru ditemukan pada masakapai Southwest Airlines. Ada dugaan, ini dikarenakan cara mereka menangani minuman dalam penerbangan yang berbeda dibandingkan maskapai lain.
Maskapai ini menyediakan minuman sendiri dan tidak memilih barang yang mudah rusak karena mereka tidak menyajikan makanan selama penerbangan. Itu sebabnya, mereka tidak menggunakan truk berpendingin. Namun, perusahaan tersebut kini sedang menguji truk dengan area kargo ber-AC di Phoenix dan Las Vegas.
Mereka juga meminta tim bandara untuk menggunakan termometer digital untuk mengukur suhu kaleng sebelum dimuat di setiap pesawat. Jika ada kaleng memiliki suku di atas 98 derajat Fahrenheit (36,7 derajat Celcius) maka tidak akan dimasukkan ke pesawat.
Setelah mengudara, perusahaan tersebut menginstruksikan pramugari untuk tidak membuka kaleng yang terlihat tidak berbentuk atau terasa panas saat disentuh. Mereka bisa menawarkan minuman alternatif untuk pelanggan.
INSIDER | NPR